WahanaNews.co | Tak sedikit orang mengecek prakiraan cuaca sebelum beraktivitas.
Prakiraan cuaca memang bisa membantu kita lebih siap menghadapi hari, misalnya menyiapkan payung atau jas hujan ketika prakiraan cuaca menunjukkan akan terjadi hujan di lokasi kita.
Baca Juga:
BMKG Sebut Daerah-daerah Ini Berpotensi Tinggi Banjir
Pemerintah Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara rutin mengeluarkan prakiraan cuaca untuk rentang waktu dua hari.
Lantas, apakah prakiraan cuaca BMKG bisa dipercaya?
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, akurasi kebenaran prakiraan cuaca yang dirilis BMKG berkisar 80-85 persen.
Baca Juga:
Bukan Awan Biasa, BMKG Klarifikasi Fenomena Langit Jakarta yang Memukau
Dwikorita menjelaskan, akurasi tersebut didapatkan berdasarkan hasil pengolahan data dari sejumlah proses, mulai dari mengambil data dari radar dan satelit, menghitung data secara matematis, hingga verifikasi dengan data lokal.
"Akurasi kami 80-85 persen, jadi kalau ada yang meleset sekitar 15-10 persen itu keterbatasannya," kata perempuan yang akrab disapa Rita itu pada 3 Januari 2020 dilansir dari Kompas.com.
"Mohon dengan sangat percayalah prakiraan, memang bisa salah, perhitungan itu bukan Tuhan, jadi pasti ada akurasi yang terbatas," ujarnya.
Di sisi lain, peneliti LAPAN Erma Yulihastin menerangkan, BMKG membuat prakiraan cuaca berdasarkan data pengamatan permukaan yang tersebar di stasiun-stasiun dengan peralatan utama Automatic Weather Station (AWS).
Alat tersebut dilengkapi dengan alat penakar hujan, pengukur suhu, kecepatan angin, dan kelembapan serta beberpa berupa radar cuaca. Informasi yang dihasilkan lebih bersifat kualitatif. Misalnya dengan, adanya informasi hujan ringan atau sedang tanpa menyebut intensitas hujan dalam milimeter.
Erma memperkirakan, BMKG belum mengoptimalkan prediksi menggunakan modal cuaca numerik atau dinamik. Sehingga mungkin saja terjadi, BMKG mengeluarkan prakraan cuaca hujan, akan tetapi ternyata cuaca dalam kondisi cerah.
Melalui tulisannya yang berjudul "Perbandingan Metode dan Penyajian Prediksi Cuaca di Jepang dan Indonesia", Erma menemukan bahwa Jepang mampu memperkirakan cuaca mendekati kualitas sempurna hingga tujuh hari ke depan.
Sedangkan, dalam prakiraan cuaca nasional, BMKG mengeluarkan informasi berupa keadaan cuaca (hujan, berawan, cerah, dan sebagainya) untuk dua hari, yakni hari ini dan esok.
Kini, prakiraan cuaca itu ditambah rentang suhu terendah dan tertinggi, serta kecepatan angin, dan kelembaban udara di berbagai wilayah Indonesia, mulai dari tingkat provinsi hingga kecamatan. [qnt]