"Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca agar operasi ini berjalan optimal serta mampu mencegah dampak negatif akibat hujan ekstrem di Jakarta," jelas Michael.
Operasi ini merupakan tindak lanjut dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mencatat bahwa wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat sejak 11 Maret 2025.
Baca Juga:
Gelar Appreciation Night Dengan Media, Ascott Indonesia: Media Penting Dalam Membangun Citra dan Tingkatkan Visibilitas Merek
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menjelaskan bahwa berdasarkan prediksi presipitasi tiga jam, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diperkirakan akan merata di seluruh wilayah target operasi.
“Prakiraan cuaca tiga jam menunjukkan intensitas ringan hingga sedang, sehingga pertumbuhan awan di wilayah Barat Jawa menjadi sasaran utama OMC hari ini. Potensi pembentukan awan hujan di wilayah Jawa bagian Barat diprediksi tetap tinggi hingga 17-18 Maret 2025,” terang Budi.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko genangan dan banjir di Jakarta yang kerap terjadi akibat curah hujan tinggi.
Baca Juga:
Normalisasi Sungai Ciliwung Ditargetkan Menteri PU Selesai Pada 2026
Dengan teknologi modifikasi cuaca, BPBD dan BMKG berupaya memastikan kestabilan kondisi atmosfer agar dampak hujan ekstrem dapat diminimalkan.
Operasi ini juga menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin tidak menentu.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.