WahanaNews.co | Sejumlah nelayan mengaku sempat berpapasan dengan kapal perang asal Cina di Laut Natuna Utara pada Senin, 13 September lalu.
Keberadaan sejumlah kapal perang itu terekam dalam video yang dikonfirmasi kebenarannya oleh Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri.
Baca Juga:
Laut Natuna Utara Kepri Digempur Kapal Ikan Asing, Bakamla Tangkap Awak Vietnam
“Video itu direkam anggota kami saat sedang melaut jam 9 pagi,” kata Hendri, dikutip Minggu (19/9).
Hendri mengatakan ada enam kapal perang Cina yang terekam dalam video. Salah satu kapal yang dapat diidentifikasi adalah destroyer Kunming-172.
Para nelayan merekam peristiwa itu dari koordinat 6.17237 Lintang Utara dan 109.01578 Bujur Timur yang masuk Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia. “Anggota kami berada sekitar 1 mil dari kapal itu,” kata dia.
Baca Juga:
Dorong Sentralitas ASEAN, Panglima TNI akan Pimpin Latihan Bersama Militer ASEAN di Laut Natuna
Hendri mengatakan kedatangan kapal itu membuat nelayan khawatir. Terlebih dengan adanya eskalasi di kawasan perairan tersebut. “Kami cukup khawatir kalau terjadi apa-apa, kami mencari ikan hampir setiap hari di sana,” kata dia.
Setelah kejadian itu, Panglima Komando Armada I, Laksamana Muda Arsyad Abdullah melakukan kunjungan komando ke Laut Natuna pada Kamis, 16 September 2021. Dalam kunjungannya, dia mengatakan TNI Angkatan Laut memiliki 5 kapal untuk menjaga kawasan Laut Natuna secara bergantian.
“Sikap TNI AL di Laut Natuna Utara sangat tegas melindungi kepentingan nasional di wilayah yurisdiksi Indonesia sesuai ketentuan hukum nasional dan hukum internasional, kata Arsyad dalam siaran pers yang dikirimkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Muda Julius Widjojono.
Arsyad juga menegaskan, Koarmada I melaksanakan tugas mengamankan perairan Laut Natuna Utara dengan menggelar Operasi Siaga Segara 21.
"Koarmada I men-deploy 5 KRI di Laut Natuna Utara, yang selalu siaga 24 jam, yang diatur sedemikian rupa pola operasinya, agar setidaknya ada 3 atau 4 KRI selalu melaksanakan operasi di laut, sementara lainnya melaksanakan bekal ulang bahan bakar, air tawar, dan bahan makanan, sehingga dapat memantau kapal-kapal yang kemungkinan memasuki perairan yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara," katanya.
Lebih lanjut disampaikan, bahwa selain KRI, operasi di Laut Natuna Utara juga melibatkan pesawat udara TNI AL, sebagai perpanjangan mata.
Kepala Badan Keamanan Laut RI Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan saat ini situasi di Laut Natuna Utara aman. Dia meminta nelayan tidak khawatir dan bisa beraktivitas seperti biasa. [rin]