WahanaNews.co | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) buka suara untuk menjelaskan fenomena hujan es yang baru-baru ini terjadi di wilayah Kintamani, Bangli, Bali.
"Fenomena hujan es atau hail, merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk dalam kejadian cuaca ekstrim," kata Cahyo Nugroho selaku Kepala Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, Selasa (1/2).
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Ia menerangkan, kejadian hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Cahyo melanjutkan, fenomena hujan es atau hal ini disebabkan oleh pembentukan awan cumulonimbus (CB).
"Pada awan ini, terdapat tiga macam partikel yaitu butir air, butir air super dingin, dan partikel es. Sehingga, hujan lebat yang masih berupa partikel padat baik es atau hail dapat terjadi tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan cumulonimbus tersebut," imbuhnya.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Sementara itu, proses pembentukan es terjadi karena pergerakan massa udara yang kuat dan pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat.
Proses itu dikenal dengan istilah strong updraft and downdraft di dalam awan cumulonimbus.
"Pergerakan massa udara naik atau updraft yang cukup kuat, dapat membawa uap air naik hingga mencapai ketinggian. Dan, dimana suhu udara menjadi sangat dingin sehingga uap air membeku menjadi partikel es," jelasnya.