WahanaNews.co | Fenomena Perigee diprediksi bakal terjadi Senin (26/12/2022) yang berpotensi menaikkan permukaan air laut dan banjir di kawasan pesisir.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologidan Geofisika (BMKG), puncak fenomena Perigee akan terjadi Senin besok.
Baca Juga:
PT PLN UID Jateng-DIY Cepat Berikan Bantuan Korban Banjir Kendal Awal 2025
Perigee ini adalah kondisi Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi. Posisi bulan bisa berada di titik terdekat atau terjauh dari bumi karena bentuk lingkaran dari lintasan peredaran bulan yang mengelilingi bumi tidak sempurna, melainkan sedikit elips.
Ketika fenomena parigee terjadi, ukuran Bulan terlihat lebih besar dari biasanya. Lalu apa dampak yang terjadi pada bumi dari fenomena ini?
Fenomena yang biasa terjadi adalah peningkatan air pasang karena gravitasi bumi menjadi salah satu dampak utama fenomena parigee. Hal tersebut yang menyebabkan adanya banjir rob di sejumlah wilayah.
Baca Juga:
Pemkot Bengkulu Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan Bencana Jelang Nataru 2024/2025
Dikutip dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dalam istilah astronomi yang berkaitan dengan Bulan, terdapat istilah Perigee, Apogee, dan Supermoon.
Perigee digunakan untuk menyebutkan kondisi Bulan berada pada titik terdekat terhadap Bumi. Sebaliknya, Apogee menjadi kondisi yang menandakan Bulan sedang berada di titik terjauh dari Bumi.
Sementara itu pada keadaan Supermoon, selalu disebutkan bahwa Bulan akan tampak sangat besar dari Bumi.
Banjir rob pada pertengahan bulan Mei lalu di beberapa daerah ditengarai sebagai dampak dari Perigee.
BMKG senantiasa memperingatkan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir untuk senantiasa mewaspadai fenomena tersebut. Bannjir rob bisa terjadi saat puncak Perigee atau sesudahnya.
Angin kecang
BMKG Lampung juga telah meminta masyarakat mewaspadai fenomena tersebut.
"Bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Lampung Selatan, Bandarlampung, Pesawaran, Tanggamus supaya lebih berhati-hati dengan adanya pasang air laut," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto di Lampung Selatan.
Dia menjelaskan pasang air laut itu dapat terjadi di sore hingga malam hari, masyarakat perlu pula mewaspadai adanya potensi angin kencang.
"Pasang air laut terjadi di masa itu akibat dorongan dari angin jadi potensi untuk masuk daratan lebih besar. Kalau sudah mencapai daratan korban bisa terjadi maka dari itu kami mengimbau masyarakat yang tinggal di pesisir atau secara umum di Lampung supaya berhati-hati," ucapnya.
Ia melanjutkan untuk masyarakat yang berada di daratan perlu pula mewaspadai adanya cuaca ekstrem yang bisa menyebabkan hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang.
"Yang tinggal di di daratan tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem. Seperti yang diketahui beberapa waktu lalu di daerah Branti sempat mengalami hujan es, ini memang secara fenomena atmosfer ini sangat mungkin terjadi," ujarnya lagi.
Selain akibat dari faktor astronomis tersebut, terdapat pula faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan mencapai 2,0 hingga 2,5 meter di Laut Jawa dan perairan utara Jawa. [eta]