WahanaNews.co | Awan panas guguran (APG) meluncur sebanyak 17 kali dari Gunung Merapi.
APG paling jauh teramati hingga di sisi tenggara bunker Kaliadem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca Juga:
Semeru Alami 29 Kali Gempa Letusan Pascaerupsi
Diketahui, berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), ada 17 awan panas guguran ke arah Kali Gendol pada 9 dan 10 Maret.
"Ujung luncuran APG teramati di sisi tenggara bungker Kaliadem," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangannya, Kamis (10/3).
Kata Hanik, berdasarkan pantauan foto udara menggunakan drone, jarak luncur APG kali ini mencapai 4,9 km dari puncak Gunung Merapi.
Baca Juga:
Aktivitas Semeru Hari Ini: 29 Kali Erupsi dalam 6 Jam, 6 Gempa Guguran
Hanik menuturkan pascarentetan APG ini, status Gunung Merapi masih berada di tingkat Siaga. Diketahui, status Siaga atau Level III ini mulai ditetapkan sejak November 2020 lalu.
Kendati demikian, Hanik mengingatkan masih ada potensi bahaya berupa guguran lava dan APG.
Rinciannya, di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak, Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh 7 km dari puncak.
"Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Merapi," ucap Hanik.
Lebih lanjut, Hanik juga mengimbau masyarakat terkait bahaya lahar sebab musim hujan masih terjadi di wilayah DIY dan Jawa Tengah.
"Maka BPPTKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Merapi," ujarnya. [rin]