WahanaNews.co | Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Badan Energi Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk meningkatkan mutu fasilitas iradiasi yang bermanfaat untuk mengoptimalkan kualitas ekspor hasil pertanian dan perikanan.
"Tujuannya agar meningkatkan riset dan pemenuhan persyaratan fasilitas iradiasi dalam mendukung ekspor hasil pertanian dan perikanan Indonesia," kata Kepala Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) BRIN Irawan Sugoro, Jumat (28/10).
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
Melalui kegiatan Expert Mission IAEA, dilakukan supervisi dan peninjauan (review) fasilitas iradiasi di BRIN, yakni iradiator riset yang berada di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Siwabessy di DKI Jakarta serta Iradiator Gamma Merah Putih (IGMP) yang berada di KST BJ Habibie di Serpong, Banten.
"Expert Mission IAEA ini dilakukan untuk mendapatkan technical assistance (bantuan teknis) dan rekomendasi dari tenaga ahli yang kompeten di bidang iradiasi," ujar Irawan.
Ia menuturkan kegiatan peninjauan (review) meliputi telaah secara menyeluruh kelayakan iradiator, pemeliharaan, dosimetri, manajemen mutu dan implementasi ISO 14470 dan ISO 11137.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
Irawan mengatakan Indonesia menghasilkan banyak produk perikanan dan pertanian, namun belum banyak produk yang dapat diekspor ke luar negeri karena terkendala masalah seperti adanya hama karantina, hama tersembunyi, proses sterilisasi yang sulit, dan juga masa simpan yang pendek.
Oleh karenanya, penggunaan iradiasi menjadi salah satu cara meningkatkan mutu produk perikanan dan pertanian segar agar layak diekspor. Proses sterilisasi dengan radiasi bertujuan untuk menghilangkan bakteri atau jamur penyebab pembusukan sehingga memperlama masa simpan produk tersebut.
Iradiasi untuk sterilisasi dan pengawetan hasil pertanian dan perikanan memiliki beberapa kelebihan, yaitu daya tembus yang tinggi sehingga efektif membunuh hama tersembunyi, dan tidak meninggalkan residu yang berbahaya bagi konsumen
Kelebihan lain adalah praktis karena radiasi dapat diterapkan pada komoditas yang ada dalam kemasan, terhindar dari reinfestasi hama, serta dapat menunda kematangan pada buah-buahan.
Berdasarkan data Juli-September 2022, 70 persen pelayanan IGMP dimanfaatkan untuk makanan kering, bumbu, dan produk herbal. Sementara 30 persen lainnya digunakan untuk farmasi, pengemasan, alat kesehatan, makanan laut beku, dan kosmetik, demikian dilansir dari ANTARA, Jumat (28/10/2022). [JP]