WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebut Indonesia memerlukan 450 ribu talenta digital per tahun untuk mengejar target 12 juta talenta pada 2030.
Target tersebut membuat Kominfo mengambil sejumlah langkah, salah satunya bekerja sama dengan pihak swasta seperti Indosat dan Mastercard untuk menciptakan talenta digital bidang keamanan siber.
Baca Juga:
Akademisi Sebut Pemerintahan Prabowo Dinilai Mampu Atasi Kejahatan Berbasis Teknologi
"Berdasarkan kajian ketersediaan dan kebutuhan talenta digital Indonesia, tahun 2023-2030 rata-rata kebutuhan talenta digital Indonesia menyentuh angka 458.043 orang per tahun," ujar Budi Arie di Kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (12/9).
"Kerjasama dalam program penguatan kapabilitas keamanan siber hadir sebagai upaya untuk mencetak satu juta talenta digital yang mumpuni dalam lima tahun ke depan," tambahnya.
Kepala Badan Pengembangan SDM Kominfo RI Hary Budiarto mengatakan kebutuhan 12 juta talenta digital pada 2030 didapatkan dari hasil survei. Sektor pendidikan seperti universitas, kata Hary, diperkirakan hanya mampu memenuhi sekitar 9 juta, sehingga ada kekurangan 3 juta talenta digital.
Baca Juga:
Ini Tips Memilih Broker Terbaik saat Mau Mulai Trading
"Kami hitung dari perguruan tinggi itu bagaimana memproduksi talenta digitalnya kan mereka ada bidang IT dan sebagainya itu ternyata hanya sampai 9 juta. Jadi gap kita itu 3 juta di tahun 2030," tuturnya.
Ia mengatakan calon talenta digital dapat mengakses pelatihan yang terbuka untuk masyarakat umum ini di platform Digital Talent Scholarship (DTS) milik Kominfo mulai 1 Oktober mendatang.
Pelatihan daring ini akan berfokus pada pengembangan pengetahuan dasar dan keterampilan praktis dalam keamanan siber bagi individu dan usaha kecil.
Peserta program akan memperoleh keterampilan seperti cara menginventarisasi perangkat, apps dan accounts; menguasai pembaruan perangkat lunak dan keamanan daring; melindungi diri dari serangan phishing dan malware; serta mengamankan data bisnis dengan backup.
"Program beasiswa digital Kominfo akan membantu kita mencapai misi untuk melatih dan memberdayakan talenta Indonesia, dan keamanan siber merupakan topik yang sangat penting," ujar President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha dalam kesempatan yang sama.
Menurut Country Manager and President Director of Mastercard Indonesia Aileen Goh, kejahatan siber diproyeksikan akan merugikan dunia sekitar US$13,8 triliun pada 2028.
Selain jumlah kerentanan yang meningkat, kurangnya spesialis yang terampil di bidang keamanan siber berkontribusi terhadap 72 persen serangan siber di Asia.
"Oleh karena itu, pengembangan kapasitas dan pembinaan talenta keamanan siber adalah kunci untuk memastikan ketahanan siber dan ekonomi digital yang aman," katanya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]