WahanaNews.co | Sebelum cek kalender, coba tebak, berapa pendek yang tercatat?
Jawabannya bukan dalam jam, menit ataupun detik.
Baca Juga:
Pisah Sambut Kajari Samosir: Estafet Kepemimpinan di Bumi Ulos
Menurut situs timeanddatecom, yang menghitung waktu dan zona waktu, rotasi Bumi melambat 1,59 milidetik pada tanggal 29 Juni.
Artinya, pada hari itu, waktu menjadi lebih pendek selama 1,59 milidetik dari yang seharusnya 24 jam
Sebagai gambaran, satu kedipan mata saja membutuhkan waktu 300 milidetik.
Baca Juga:
Pesawat Antariksa China dalam Perjalanan Pulang ke Bumi, Bawa Sampel Sisi Jauh Bulan
Pencatatan waktu seperti itu hanya bisa dihitung dengan menggunakan alat yang presisi.
Rekor ini menunjukkan bahwa Bumi berotasi secara lebih cepat.
Mengapa ini bisa terjadi?
Lama waktu dalam satu hari dihitung berdasarkan rotasi Bumi, yakni perputaran Bumi pada poros dan sumbunya.
Penghitungan itu dilakukan dengan menggunakan jam atom, sehingga waktu bisa dihitung secara akurat.
Menurut situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia - saat ini jam atom digunakan sebagai patokan standarisasi waktu secara internasional, karena tingkat akurasi yang sangat baik serta tingkat kesalahan yang kecil.
Menurut situs LIPI, saat ini terdapat sekitar 400 jam atom di seluruh dunia yang dimiliki oleh 70 lembaga metrologi dan observatorium.
Semuanya berkontribusi terhadap perhitungan Waktu Atom Internasional (TAI) untuk menentukan UTC (Universal Time, Coordinated).
Anda mungkin pernah mendengar istilah Greenwich Mean Time (GMT), atau sistem pengaturan perbedaan waktu di negara-negara dunia berdasarkan letak geografis.
Namun dalam perjalanannya, GMT kini telah digantikan dengan UTC.
Rotasi Bumi secara teori memakan waktu 24 jam.
Namun sejak 2020, sejumlah hal terjadi.
Apa artinya Bumi berputar lebih cepat?
Pada tahun 2020, Bumi mencatat terjadinya 28 hari terpendek sejak jam atom pertama kali digunakan untuk mengukur pada 1960an.
Pada tanggal 19 Juli 2020, Bumi mencatat rekor 1,47 milidetik lebih pendek dari yang tercatat pada 2005.
Rekor terbaru berikutnya adalah tahun ini, pada 29 Juni, dengan 1,59 milidetik lebih pendek.
Tetapi menurut para ilmuwan, perubahan ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
"Kami percaya ini terjadi selama jutaan tahun, namun dengan variasi yang sangat kecil," kata Graham Jones, seorang pakar astrofisika dari Time and Date kepada BBC Mundo.
Christian Bizouard dari Paris Observatory, IERS Earth Orientation Center menambahkan bahwa tren percepatan rotasi Bumi yang kita lihat saat ini mulai terjadi pada 1990an.
"Setelah sempat terjadi perlambatan pada 2004, akselerasi mulai kembali pada 2016," kata Bizouard.
Tetapi para ilmuwan tidak yakin berapa lama akselerasi ini akan terjadi.
"Pada satu saat, [rotasi bumi] akan melambat kembali," kata Jones.
"Mengapa Bumi berputar lebih cepat"?
Rotasi Bumi mengitari poros memakan waktu 23 jam 56 menit dan 4,091 detik.
Ini dikenal sebagai sidereal atau selang waktu.
Ada banyak alasan, dan para ilmuwan tidak yakin mana yang menjadi akar masalahnya.
Kecepatan rotasi Bumi dapat dipengaruhi oleh lapisan dalam atau luarnya, lautan, bulan atau bahkan iklim.
Namun ini lah sejumlah teori yang diyakini memengeruhi kecepatan rotasi Bumi sejauh ini:
Perubahan pada iklim atau sistem iklim, yang dapat menyebabkan pembekuan gletser atau angin yang berlebihan, yang beratnya bergeser menarik Bumi;
Gempa Bumi atau aktivitas seismik lain bergerak ke arah poros Bumi;
Gerakan di dalam inti cair Bumi yang menggeser massa di planet ini;
Sirkulasi laut dan tekanan di dasar laut yang menarik poros Bumi.
"Chandler Wobble", yang merupakan pergeseran alami dari sumbu Bumi karena tidak bulat sempurna, dan juga terkait dengan fluktuasi kutub geografis bumi.
seperti aktivitas inti bumi, lautan, dan atmosfer mempengaruhi lamanya hari di Bumi.
Jika tren kecepatan rotasi Bumi berlanjut, para ilmuwan mungkin akan menerapkan detik kabisat negatif, yang dapat membantu mengimbangi hari-hari yang lebih pendek yang kita alami.
Tapi langkah itu bisa menyebabkan masalah teknologi, menurut laporan situs teknologi Engineering Meta pada 25 Juli lalu.
"Dampak detik kabisat negatif belum pernah diuji dalam skala besar; bisa berdampak buruk pada perangkat lunak yang mengandalkan pengatur waktu atau penjadwal, "kata insinyur Meta Oleg Obleukhov dan Ahmad Byagowi dalam artikelnya.
"Bagaimanapun, setiap detik kabisat adalah sumber masalah bagi mereka yang mengelola infrastruktur perangkat keras," tambah mereka.
Detik kabisat pernah ditambahkan di masa lalu - detik kabisat pertama diterapkan pada tahun 1972, dan biasanya ditambahkan pada bulan Juni atau Desember. [rsy]