WahanaNews.co | Indonesia sepakat mengakuisisi 6 unit pesawat temput Rafale yang dikembangkan oleh perusahaan Dassault Aviation dari Prancis.
Tidak sampai di situ, Indonesia juga berencana mengakuisisi 30 pesawat Rafale di waktu yang akan datang.
Baca Juga:
OPM Ungkap Syarat Pembebasan Pilot Susi Air, Tidak Menyerang Pakai Bom
Total keseluruhan dari pesawat tempur Rafale yang akan dimiliki oleh Indonesia adalah sebanyak 36 buah.
Dikutip dari Defence Security Asia, Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly juga akan menuju Jakarta untuk menyelesaikan pengadaan pesawat Rafale tersebut.
Jika hal tersebut sudah diselesaikan, nantinya Angkatan Udara Indonesia akan menjadi yang pertama yang menggunakan pesawat Rafale tersebut di seluruh Angkatan Udara ASEAN.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Dan menjadi negara kedelapan di dunia, yang akan menggunakan pesawat Rafale.
Indonesia akan menyediakan pesawat Rafale F3-R untuk penggunaan angkatan udaranya.
Rafale F3-R sendiri adalah pesawat Rafale yang diupgrade pada tahun 2014 oleh Dassault Aviation, Thales, MBDA dan Safran.
Jauh lebih modern dari pesawat Rafale F2-R yang sebelumnya.
Peningkatan tersebut melibatkan peningkatan perangkat lunak dan perangkat keras termasuk integrasi rudal udara-ke-udara Beyond Visual Range Beyond Visual Range dan rudal udara-ke-darat Air-Sol Modulaire (AASM) Sagem Armement Air-Sol Modulaire (AASM) .
Sama seperti KF-21 Boramae, varian terbaru dari pesawat Rafale F3-R juga akan menggunakan radar AESA (active electronically scaned array) "RBE2" yang dikembangkan oleh Thales.
Pesawat ini juga akan menggunakan "Talios" Targeting Pod, refueling pod dan sistem peperangan elektronik "Spectra" serta Automatic Ground Collission Avoidance System.
Dikutip dari Bliley Technology, AESA turut menjadi sistem peperangan elektronik yang maju dan kritis dalam hal keunggulan militer.
Salah satu keuntungan utama sistem AESA ini adalah tingkat ketahanannya pada teknik jamming elektronik.
Radar tersebut kini menjadi komponen penting untuk pembangunan pesawat paling modern di dunia.
Negara yang mampu mengembangkan radar AESA antara lain Amerika Serikat, Inggris, Swedia, Prancis, dan Israel.
Dibandingkan dengan radar PESA (Passive Electronically Scanned Array), radar AESA memiliki berbagai keunggulan.
Dikutip dari Defence View, berikut keunggulan dari radar AESA.
Radar AESA merupakan jenis sistem radar yang menggunakan antena array secara bertahap.
Di mana radar AESA akan memindai secara elektronik aktif, artinya setiap elemen array yang ada pada permukaan antena secara lengkap mencakup kemampuan untuk menghasilkan, mengirim dan menerima sinyal.
Penggunaan radar AESA bisa untuk mengurangi generator sinyal, amplifier dan sebagainya.
Dan dalam sistem radar AESA sendiri diketahui tak bergantung pada adanya generator sinyal dan pandu gelombang untuk memberi sinyal.
Hal ini lantaran sistem radar AESA dalam setiap unitnya bsia digunakan sebagai sumber sinyal itu sendiri.
Di mana sinyal yang dihasilkan dari radar AESA berguna untuk memancarkan gelombang elektromagnetik secara aktif. [qnt]