WahanaNews.co, Jakarta - Sebuah partikel yang disebut Amaterasu telah terdeteksi menyapu Bumi. Ini adalah salah satu sinar kosmis yang membawa energi tinggi yang pernah tercatat.
Namun, peristiwa ini telah membingungkan banyak peneliti karena Amaterasu berasal dari ruang hampa yang disebut Local Void, yang berbatasan langsung dengan galaksi Bima Sakti.
Baca Juga:
Fenomena 'Bulan Kedua' di Bumi! Asteroid 2024 PT5 Hebohkan Netizen
"Melacak jejaknya hingga ke sumbernya, kami tidak menemukan adanya energi yang cukup tinggi untuk menghasilkannya. Ini menjadi misteri, pertanyaannya adalah apa yang sebenarnya terjadi?" kata seorang penulis dari Universitas Utah, John Matthews, seperti yang dikutip oleh The Guardian pada Selasa (5/12/2023).
Tentang lintasan dari ruang kosong tersebut, para peneliti berspekulasi bahwa hal tersebut mungkin menunjukkan adanya defleksi magnet yang jauh lebih besar, sumber yang tidak dikenal di dalam Local Void, atau pemahaman yang belum lengkap tentang fisika partikel bermuatan tinggi.
Partikel Amaterasu sendiri memiliki energi lebih dari 240 exa-elektron vold (Eev), jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan partikel terkuat yang pernah dihasilkan di Large Hadron Collider.
Baca Juga:
Mengungkap Rahasia Alam: Gempa Bumi Ternyata Kunci Pembentukan Bongkahan Emas
Soal energi itu, The Guardian mencatat sama seperti energi bola golf yang melaju dengan kecepatan 95 mph.
Amaterasu berada di urutan kedua setelah partikel Oh-My-God dengan kekuatan mencapai 320 Eev.
Matthews bahkan mengatakan tidak ada yang bisa mengalahkan energi dari partikel itu.
"Anda perlu energi dalam jumlah besar, medan magnet sangat tinggi agar bisa membatasi partikel saat dipercepat," ucapnya.
Energi tinggi dari partikel ini bahkan membuat Profesor Toshihiro Fujii dari Osaka Metropolitan University di Jepang meragukan temuannya.
Dia tidak pernah menemui energi sebesar itu sebelumnya.
"Ketika saya pertama kali menemukan sinar kosmis dengan energi yang sangat tinggi, saya pikir pasti ada kesalahan. Ini menunjukkan tingkat energi yang belum pernah terjadi sebelumnya selama tiga dekade," ungkapnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]