Berdasarkan monitoring BMKG, kawasan ini memang sering sekali terjadi gempa bumi dengan variasi magnitudo dan kedalaman pusat gempa.
"Selain itu, terkait kompleksitas (gempa) di daerah ini, juga menunjukkan bahwa kawasan ini adalah jalur gempa aktif dengan keberadaan sesar aktif," ungkap Daryono.
Baca Juga:
Pengunjung Sepi, Pengusaha Hotel dan Restoran di Cianjur Minta Adanya Penangguhan Pajak
Kawasan ini, kata Daryono, merupakan jalur gempa dari beberapa sesar aktif. Di antaranya sesar Cimandiri, sesar Padalarang, sesar Lembang dan masih banyak lagi sesar-sesar minor yang ada di wilayah tersebut.
Hal ini pun menjadikan kawasan Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta maupun Bandung menjadi daerah rawan gempa secara permanen.
Daryono menambahkan gempa Cianjur termasuk gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Karakteristik gempa kerak dangkal adalah kekuatan gempa tidak harus besar untuk dapat menimbulkan kerusakan.
Baca Juga:
Keracunan Siswa di Cianjur Karena Makan Ayam Suwir dari MBG, BGN Akan Perketat Pengawasan
Gempa kerak dangkal, seperti yang terjadi pada gempa Cianjur ini, rata-rata kedalaman gempa bisa kurang dari 10 Km atau 15 Km. Serta, gempa merusak ini tidak perlu kekuatan atau magnitudo besar hingga M 7, untuk dapat menyebabkan kerusakan. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.