WahanaNews.co | Wisatawan yang tengah berencana berwisata di pantai selatan di Yogyakarta pada akhir Agustus hingga awal September ini perlu benar-benar waspada.
Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta per Senin 29 Agustus melansir sejumlah perairan selatan termasuk Yogyakarta masuk dalam kategori merah alias berpotensi dihempas gelombang sangat tinggi.
Baca Juga:
Pelajar Asal Semarang Terseret Ombak di Parangkusumo
"Mulai 30 Agustus sampai 1 September, gelombang kategori sangat tinggi atau empat hingga enam meter berpeluang terjadi di perairan dan samudera selatan DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat," ujar Kepala Stasiun Meterorologi BMKG Yogyakarta Warjono, Senin, 29 Agustus 2022.
Ia menekankan, hal yang perlu diwaspadai, gelombang sangat tinggi ini tak serta merta ditandai cuaca buruk.
"Berdasar kondisi sinoptik, cuaca di kawasan perairan dan Samudera Hindia selatan DI Yogyakarta dan sekitarnya itu relatif berawan, atau hanya berpotensi hujan ringan," ujarnya.
Baca Juga:
Waspada, 9 Pantai Ini Berpotensi Banjir Rob hingga 20 Mei 2022
Adapun kejadian kecelakaan laut di pantai selatan Yogyakarta sendiri masih mewarnai pada bulan ini. Yang terbaru, kasus wisatawan dari SMK di Semarang, Jawa Tengah yang terseret ombak lalu hilang sepekan lebih saat bermain di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta pada 15 Agustus 2022.
Pelajar itu diduga terlalu asyik bermain ke tengah hingga hilang terseret derasnya palung laut pantai itu. Kantor Basarnas Yogyakarta pada Ahad, 28 Agustus mengkonfirmasi, jasad wisatawan yang tenggelam di Pantai Parangtritis itu baru ditemukan di Pantai Batukaras, Pangandaran, Jawa Barat pada Rabu, 24 Agustus atau sembilan hari setelah dinyatakan hilang.
BMKG Yogyakarta menyatakan, dari prediksi gelombang kategori sangat tinggi yang diprediksi terjadi hingga awal September nanti, dipicu karena pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Timur Laut Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5- 20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur- Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Laut Jawa, Laut Banda dan Laut Arafuru.
"Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran juga baik dari jenis perahu nelayan hingga kapal ukuran besar," kata Warjono.
BMKG juga meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada. [qnt]