WahanaNews.co | Semua kendaraan berpotensi mengalami rem blong jika tidak cek atau di service secara rutin.
Kecelakaan yang diakibatkan rem blong kerap terjadi belakangan ini. Insiden tersebut tak hanya terjadi pada truk, tapi bisa juga terjadi pada mobil penumpang.
Baca Juga:
Kecelakaan Bus Pelajar SMK di Subang, Kemenhub Dduga Akibat Rem Blong
Banyak yang beranggapan bahwa mobil bertransmisi otomatis atau mobil matik lebih rawan mengalami rem blong dibandingkan mobil manual. Sebab, intensitas penggunaan remnya lebih tinggi.
Padahal, belum tentu juga anggapan tersebut terbukti benar. Semua tergantung dari bagaimana cara pengemudi melakukan pengereman.
Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, mobil matik yang mengalami rem blong disebabkan karena pengemudi terlalu sering menginjak pedal rem. Sehingga, pengereman jadi bekerja secara berlebihan.
Baca Juga:
Rem Blong, Tronton di Asahan Tabrak 5 Kendaraan di Depannya
Efeknya adalah terjadi panas tinggi hingga menimbulkan vapor lock atau kondisi di mana minyak rem mendidih.
“Terlalu sering menggunakan rem pada mobil matik bisa menyebabkan timbul uap air pada saluran sistem pengereman, sehingga rem ada udaranya atau blong,” kata Didi, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Didi menambahkan, banyak pengemudi yang belum paham sepenuhnya mengenai cara penggunaan engine brake pada mobil matik.
Sehingga, sering kali pengemudi hanya mengandalkan rem untuk menahan laju kendaraan tanpa memindahkan transmisi ke posisi yang lebih rendah.
“Mungkin masih banyak pengguna yang belum tahu cara membantu pengereman dengan engine brake di matik. Kalau jalan menurun, untuk mobil matik pindahkan gigi ke lebih rendah, sehingga pengereman bisa dibantu dengan mesin/engine brake,” ujar Didi.
Dengan begitu maka laju kendaraan bisa ditahan dengan putaran mesin saat transmisi dipindah ke yang lebih rendah. Cara ini juga membantu sistem pengereman agar tidak bekerja terlalu keras untuk menahan laju kendaraan yang bisa menyebabkan vapor lock. [bay]