WahanaNews.co | Sebuah postingan yang menyebutkan bahwa wilayah Indonesia bakal mengalami cuaca ekstrem 'panas mendidih', viral di media sosial.
Melansir Kompas.com, salah satu informasi yang viral di antaranya diunggah oleh akun Facebook berikut yang diunggah Senin (10/4/2023) dengan narasi beginii:
Baca Juga:
Alasan Ilmiah Mengapa Indonesia Luput dari Gelombang Panas
"*Besok Wilayah RI Panas Mendidih, Ini Pesan BMKG*
Sinar ultraviolet mulai menggila pada pukup 09.00. Wilayah timur terpantau berstatus 'extreme' atau sangat bahaya. Di wilayah tengah hingga barat pun sudah mulai akan intens terkena ultraviolet.
Untuk itu, disarankan untuk tak berada di luar ruangan dalam waktu lama. Selalu siap sedia tabir surya dan memakai pakaian tertutup agar terlindungi dari bahaya matahari.
Puncak sinar ultraviolet akan terjadi cukup lama dari pukul 10.00 hingga 13.00. Secara bergantian, wilayan Indoensia bagian tengah, barat, dan timur, akan kebagian paparan sinar ultraviolet dengan status ekstrem.
Menurut pemaparan BMKG, jika berada di luar ruangan tanpa perlindungan, sinar ultraviolet ekstrem akan mengakibatkan kerusakan kulit dan mata.
Kulit bisa terbakar dalam hitungan menit. Untuk itu, sebaiknya terus berada di dalam ruangan jika tak mendesak harus ke luar.
Sinar UV akan kembali normal pada pukul 16.00 WIB hingga malam hari. Semoga informasi ini bermanfaat!"
Berdasarkan informasi itu, wilayah RI bakal mengalami panas mendidih pada pukul 09.00. Apa iya?
Penjelasan BMKG
Baca Juga:
Inilah 6 Kota Paling Tandus di Dunia, Salah Satunya Tak Hujan hingga 5 Abad
Bidang Informasi Kualitas Udara, Kedeputian bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Alberth Nahas, PhD mengungkapkan, memang benar BMKG telah membagikan informasi di media sosial terkait prediksi sinar Ultraviolet (UV).
Tetapi menurut Albert narasi yang kemudian beredar kurang tepat.
"Soal pemberitaan viral itu memang bersumber dari BMKG tapi mungkin kurang tepat dalam menginterprestasikan hasil prediksinya," kata Alberth, dikutip dari Kompas.com, Selasa (11/4/2023).
Menurutnya, kategori indeks UV memang terdapat level low hingga ekstrem, tetapi menurutnya narasi secara keseluruhan yang viral tersebut kelewat berlebihan.
Dampak sinar UV jika sampai ke permukaan kulit atau mata, secara akumulatif memang bisa berdampak buruk. Akan tetapi pihaknya menekankan, dampak yang terjadi tidak langsung serta-merta membuat kulit terbakar atau suhu udara mendidih.
"Jadi (dampaknya) tidak langsung dikatakan itu akan membuat suhu udara akan sangat panas bahkan pemberitaannya suhu udara mendidih," kata dia.
Albert juga menerangkan, level low maupun ekstrem dalam keterangan indeks UV BMKG merupakan indikator supaya ada tindakan preventif, terutama bagi individu yang rentan terpapar sinar UV.
Selain itu level ekstrem dalam keterangan Indeks UV BMKG adalah hal biasa dan bukan kali ini saja terjadi.
"Hampir tiap hari terdeteksi level ekstrem yangmana kalau kita prhatikan di prediksi bmkg selalu muncul," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, hingga saat ini belum ada laporan kejadian di level panas ekstrem, yang menyebabkan kulit seseorang tiba-tiba terbakar.
"Belum ada kejadian mengakibatkan kulit terbakar dan suhu udara sangat tinggi atau mendidih saat level ekstrem," sebutnya. [eta]