WahanaNews.co | Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengaku sudah mendapat indormasi bahwa mahasiswi asal Indonesia yang kuliah di Toronto, Kanada, Grace Karundeng, meninggal bukan akibat tindak kejahtan.
Hal ini dikonfirmasi oleh Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha.
Baca Juga:
PLN Tampilkan Infrastruktur Pendukung Ekosistem Kendaraan Listrik di Pergelaran PEVS 2023
Dalam pengarahan pers di Jakarta, Kamis, Judha mengatakan bahwa proses otopsi telah dilakukan terhadap jenazah mahasiswi itu.
"Kita masih menunggu hasil saat ini, sesuai dengan hukum privacy law yang ada di Kanada, hasil otopsi akan langsung diberikan kepada keluarga. Jadi, kita menghormati privasi dari keluarga terkait dengan hal ini," kata dia.
Meski demikian, kata Judha, pihaknya telah mendapatkan informasi dari pihak koroner secara informal, bahwa penyebab kematian mendiang bukan disebabkan oleh tindak kejahatan.
Baca Juga:
SMA N 3 Tebo Sukses Mengantarkan Salahsatu Siswinya Lolos Paskibraka Perwakilan Jambi ke Tingkat Nasional
Sementara itu, perwakilan Indonesia di Toronto telah melakukan kontak dengan keluarga dan menjalin komunikasi terkait permintaan untuk memulangkan jenazah.
"Kemlu, KJRI Toronto, dan KBRI Ottawa sudah berkomunikasi (melalui) Zoom meeting langsung dengan keluarga untuk menyampaikan follow up permintaan keluarga untuk memfasilitasi repatriasi jenazah ke Indonesia," paparnya.
Judha mengatakan bahwa proses pemulangan jenazah menghadapi sejumlah tantangan, terutama karena adanya pembatasan terkait pandemi COVID-19.
Meski demikian, KJRI Toronto tetap akan mempersiapkan berbagai macam dokumen, dengan bekerja sama dengan otoritas setempat, untuk mengeluarkan surat keterangan kematian dan melakukan proses pemulasaraan jenazah sesuai protokol kesehatan yang berlaku.
Sebelumnya dikabarkan, seorang mahasiswi asal Indonesia ditemukan meninggal dunia di apartemennya di Toronto, Kanada.
Dia diduga meninggal dunia pada 7 Januari dan KJRI Toronto menerima kabar tersebut pada 8 Januari. [rin]