WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebuah kecelakaan pesawat latih milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) kembali menyoroti urgensi penguatan sistem keselamatan penerbangan, khususnya dalam dunia aviasi olahraga.
Pesawat ringan jenis dua kursi dengan nomor registrasi PK-S216 dilaporkan jatuh di kawasan Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (3/8/2025) pagi.
Baca Juga:
Tak Disangka, Penguin Lucu Ini Jadi Penyebab Kecelakaan Udara
Pesawat tersebut dioperasikan oleh Marsekal Muda TNI Fajar Adrianto, yang juga menjabat dalam jajaran petinggi TNI AU, dan membawa satu penumpang lain.
Keduanya tengah melakukan sesi latihan terbang saat insiden terjadi.
Satu orang dinyatakan meninggal dunia di lokasi, sedangkan satu korban lainnya mengalami luka berat dan kini tengah menjalani perawatan intensif di RS Hasan Toto, Bogor.
Baca Juga:
3 Jenazah Korban Pesawat yang Jatuh di Tangsel dalam Kondisi Utuh
Tim gabungan yang terdiri dari personel TNI AU dan SAR dikerahkan untuk melakukan proses evakuasi bangkai pesawat secara bertahap.
Proses tersebut dimulai sejak pagi hari dan berlangsung dengan hati-hati mengingat kondisi lokasi yang berada dekat permukiman penduduk.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, pesawat latih PK-S216 merupakan produk manufaktur Eropa dan termasuk dalam kategori ultralight aircraft.
Pesawat ini dikenal karena ringan, efisien, serta mudah bermanuver, dan banyak digunakan untuk kebutuhan pelatihan serta hobi olahraga dirgantara.
Secara teknis, pesawat tipe ini biasanya memiliki panjang badan sekitar 6–7 meter, rentang sayap 8–10 meter, dan bobot maksimal saat tinggal landas berkisar 600 kilogram.
Kecepatan jelajahnya dapat mencapai 180–200 km/jam, dengan ketinggian terbang maksimum hingga 10.000 kaki.
Diketahui, pesawat PK-S216 sempat lepas landas dari Pangkalan Udara Pondok Cabe, Jakarta Selatan.
Namun hingga kini, belum ada penjelasan resmi terkait tujuan penerbangan maupun penyebab jatuhnya pesawat.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengonfirmasi akan melakukan investigasi menyeluruh terhadap aspek teknis, terutama sistem mesin dan kendali penerbangan.
Di sisi lain, TNI AU menyatakan akan meninjau ulang seluruh prosedur pelatihan dan kesiapan teknis sebelum misi latihan dilaksanakan.
Menurut keterangan warga, lokasi jatuhnya pesawat berada tepat di area pemakaman umum yang terletak di tengah permukiman padat penduduk.
“Terdengar suara keras lalu asap, kami langsung lari ke arah makam,” ujar Sinwan, salah satu warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian.
Insiden ini menarik perhatian publik karena melibatkan perwira tinggi militer dan terjadi di wilayah yang berdekatan dengan pemukiman warga.
Pemerintah daerah pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mempercayakan proses penyelidikan kepada otoritas berwenang.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]