WahanaNews.co | Budidaya tanaman dengan sistem akuaponik jadi salah satu solusi menanam di lahan sempit seperti rumah-rumah di perkotaan.
Akuaponik adalah integrasi antara sistem budi daya ikan (akuakultu) dan tanaman (hidroponik) dalam sebuah ekosistem yang resirkulasi atau saling menguntungkan.
Baca Juga:
Produksi Karet Aceh Timur 2024 Capai 15,895 Ribu Ton
Sistem ini menggunakan bakteri alami untuk mengubah kotoran dan sisa pakan ikan menjadi nutrisi untuk tanaman.
Dikutip dari Cybex Kementrian Pertanian, Senin (6/6/2022), cara akuaponik merupakan teknologi yang dapat meminimalisasi limbah nitrogen dari sisa metabolisme ikan melalui integrasi sistem produksi tanaman sayuran secara hidroponik ke dalam sistem akuakultur.
Sistem akuaponik ini memproduksi amoniak yang berasal dari feses ikan dan sisa pakan dengan akar tanaman pada sistem akuaponik berperan sebagai filter yang dapat mengubah amonia menjadi ion terlarut.
Baca Juga:
Guru Besar IPB Sindir LSM yang Koar-koar Anti Sawit
Teknologi akuaponik merupakan kombinasi antara menanam tanaman dan budi daya ikan dalam satu wadah. Tanaman berfungsi sebagai filter dari air limbah yang dimanfaatkan kembali untuk budi daya ikan.
Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan akar tanaman adalah media tanam. Media media tanam dalam akuaponik berperan menyerap kadar amonia dari tanaman.
Media tanaman yang optimal untuk pertumbuhan tanaman harus memiliki persyaratan seperti sebagai tempat berpijak tanaman, mampu mengontrol kelebihan air, serta memiliki sirkulasi ketersediaan udara yang baik.
Selain itu, mampu menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman, memiliki kemampuan mengikat air, dan dapat mempertahankan kelembapan di sekitar akar tanaman.
Media tanam yang dapat digunakan berupa bahan poros seperti cocopeat, pasir, kerikil, dan arang sekam, tergantung jenis tanaman dan tujuan penggunaannya.
Salah satu hal penting dalam sistem akuaponik adalah pemilihan komoditas tanaman dan jenis ikan.
Ada beberapa komoditas tanaman yang bisa dibudidayakan menggunakan sistem akuaponik, di antaranya, kangkung, selada, bayam hijau, bayam merah, cabai, tomat, melon, terong, dan timun.
Sedangkan untuk jenis ikan, ikan lele, mas, mujair, nila, koi, serta udang galah. Namun, jenis ikan yang lebih disarankan pada sistem akuaponik adalah ikan lele, ikan nila, dan ikan mas.
Sebab, ketiga ikan tersebut mampu memproduksi amonia yang tinggi sebagai nutrisi untuk tanaman serta ketahanan ikan pada air yang relatif kotor.
Ikan lele memiliki laju metabolisme relatif tinggi sehingga baik sebagai sumber zat karbon, nitrogen, dan fosfat yang digunakan dalam akuaponik. Ditambah, ikan lele juga memiliki harga terjangkau.
Selain itu, pemilihan komoditas tanaman harus sesuai dengan tinggi media tanam dan jenis sistem pasang surutnya.
Misalnya, jika tinggi media tanam lima sampai 10 sentimeter, tanaman yang bisa ditanam adalah tanaman berbatang pendek seperti sawi, selada, kangkung serta seledri.
Namun, untuk media tanam sekitar 20–30 sentimeter, tanaman yang bisa ditanam seperti tomat dan cabai.
Perhatikan juga media tanam yang dipilih. Sebaiknya memilih media tanam berupa lembaran, tidak terdekomposisi, tidak mengubah komposisi kimia dalam air, serta bebas dari potensinya menghasilkan senyawa beracun bagi tanaman dan bakteri nutritif. [qnt]