WahanaNews.co | Sekitar 300 ribu tahun yang lalu, ketika homo sapiens pertama kalinya muncul, total populasi manusia di Bumi sangatlah kecil.
Hanya sekitar 100 hingga 10 ribu jiwa.
Baca Juga:
Jokowi Buka World Hydropower Congress 2023 di Bali, Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Global Kembangkan PLTA
Ada begitu sedikit orang pada awalnya, sehingga butuh sekitar 35 ribu tahun bagi populasi manusia untuk menjadi dua kali lipat dari jumlah tersebut, seperti yang dikatakan oleh Joel E Cohen, Kepala Laboratorium Populasi di Universitas Rockefeller dan Universitas Columbia di New York City, AS.
Setelah penemuan pertanian antara 15 ribu dan 10 ribu tahun silam, ketika ada antara 1 juta dan 10 juta individu di Bumi, dibutuhkan 1.500 tahun bagi populasi manusia untuk berlipat ganda.
Sementara itu, pada abad ke-16, waktu yang dibutuhkan untuk menggandakan populasi turun menjadi 300 tahun.
Baca Juga:
Konsumsi Berlebih, Jerman Membutuhkan 3 Planet Setara Bumi
Dan pada pergantian abad ke-19, hal itu pun menyusut hingga hanya membutuhkan 130 tahun lamanya, seperti dikutip dari situs Livescience, Kamis (4/8/2022).
Dari 1930 hingga 1974, populasi bumi pun telah berlipat ganda lagi hanya dalam 44 tahun.
Dan, pertanyaannya, apakah ada batas atas berapa banyak manusia yang dapat ditampung oleh Planet Bumi ini?
Pada 1679, Antoni van Leeuwenhoek, seorang ilmuwan dan penemu mikroskop, pernah meramalkan bahwa Bumi dapat mendukung 13,4 miliar orang.
Ia menghitung bahwa Belanda menempati 1 bagian dari 13.400 tanah layak huni di Bumi, dan dengan demikian melipatgandakan populasi Belanda yang berjumlah 1 juta orang dengan 13.400.
Kemudian, lebih dari 40 tahun penelitian Cohen telah mengumpulkan 65 perkiraan, mulai dari 1 miliar hingga lebih dari 1 triliun orang.
Penyebaran dalam perkiraan berapa banyak orang yang dapat didukung Bumi meningkat dari waktu ke waktu, yang artinya bahwa ada sedikit konsensus tentang berapa banyak homo sapiens yang dapat didukung Bumi.
Selain itu, perubahan lingkungan, seperti polusi atau penyakit, juga dapat meningkatkan atau menurunkan daya dukung habitat.
Seperti yang dijelaskan oleh Cohen, dalam hal populasi manusia, daya dukung bergantung pada kendala alam dan pilihan manusia.
Misalnya, kendala alam termasuk kelangkaan pangan dan lingkungan yang tidak ramah.
Pilihan manusia mencakup interaksi antara ekonomi, dan budaya, seperti bagaimana mereka memproduksi dan mengkonsumsi barang, serta tingkat kelahiran, rentang hidup rata-rata, dan migrasi.
"Masa depan populasi dunia didorong oleh perpaduan antara kelangsungan hidup dan reproduksi," ujar Patrick Gerland dari Divisi Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York City, AS.
Seperti yang dijelaskan Gerland bahwa saat ini konsensus ilmiah adalah bahwa populasi dunia akan mencapai puncaknya beberapa waktu kemudian abad ini.
Populasi dunia diproyeksikan mencapai 10,4 miliar orang pada 2080 dan tetap bertahan hingga 2100.
Meski begitu, jumlah orang yang dapat menempati planet bumi bukanlah angka yang pasti.
Cara manusia dalam memproduksi dan mengonsumsi sumber daya alam mempengaruhi bagaimana lingkungan kita akan mampu menopang populasi masa depan.
“Dalam hal daya dukung, ini masalah mode produksi, mode konsumsi, dan siapa yang memiliki akses ke apa dan bagaimana,” jelas Gerland. [gun]