WahanaNews.co | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda Sidoarjo, memaparkan pemicu meningkatnya suhu di Kota Surabaya karena fenomena Equinox.
"Suhu di Surabaya dan Jawa Timur wajar wajar saja di bulan sekarang, karena periode Fase Equinox," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Menurutnya, Fenomena Equinox adalah sebuah fenomena astronomi ketika matahari melintasi garis khatulistiwa, dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun.
"Yakni 21 Maret dan 23 September. Selain itu Kota Surabaya juga diprediksi mengalami Fenomena Kulminasi pada 12 Oktober," tuturnya.
Fenomena Kulminasi, lanjut dia, yaitu ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
"Pada saat itu matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenit. Akibatnya bayangan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu hari kulminasi utama disebut juga sebagai hari tanpa bayangan," jelas Teguh.
"Intinya tiap tahun kita mengalami Fenomena Equinox atau Kulminasi. Dua situasi tersebut bukan gelombang panas. Ini cuma fenomena gerak semu matahari pada posisi pas di titik khatulistiwa," tegasnya.
Dirinya berpesan kepada masyarakat untuk tidak mengkhawatirkan dampak equinox yang terjadi, karena tak selalu menyebabkan suhu ekstrim.
"Equinox bukan seperti gelombang panas (heat wave) yang dapat meningkatkan suhu secara drastis, serta kejadian peningkatan suhu udara ekstrim di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan," pungkasnya. [qnt]