WahanaNews.co | Pemuda Madiun dengan inisial MAH (21) yang diduga sebagai hacker Bjorka ditangkap kepolisian.
Seberapa canggih komputernya?
Baca Juga:
KLHK Madiun: Percepatan Perhutanan Sosial melalui Program FPV
Sebelumnya, MAH, pada Rabu (14/9) malam, ditangkap tim Cyber Crime Bareskrim Polri.
Ia kemudian diperiksa Mapolsek Dagangan untuk kemudian diangkut ke Polres Madiun.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo membenarkan pihaknya tengah melakukan pendalaman terhadap sosok yang diduga Bjorka.
Baca Juga:
Wali Kota Madiun Ajak Instansi Tingkatkan Sinergi Pasca Libur Lebaran 2024
MAH sendiri, katanya, masih berstatus sebagai saksi.
"Yang baru saya dapat informasi yang ada di Jawa Timur aja yang masih didalami. Satu orang aja yang masih didalami," ungkapnya, Kamis (15/9).
"Untuk yang di Madiun sedang didalami terkait menyangkut masalah yang bersangkutan. Semua tim masih bekerja," lanjut Dedi.
Terlepas dari proses hukum yang dilakukan kepolisian, penelusuran wartawan di rumah keluarga MAH bisa memberi petunjuk terhadap kebenaran klaim kepolisian itu.
Salah satu petunjuk yang bisa dipakai adalah peralatan elektronik atau teknologi informasi yang dimiliki sang terduga hacker.
Maklum, peretasan membutuhkan setidaknya software kekinian dan yang jelas komputer.
"Komputer tidak punya, tidak ada komputer," kata S (48), ibu kandung MAH, di rumahnya, Madiun, dikutip dari detikJatim, Kamis (15/9).
"Tidak punya komputer, hanya ponsel satu itu di tangan," imbuh dia.
S mengungkapkan kamar MAH, yang diakuinya berantakan, hanya berisi pakaian.
"Kamarnya anak muda ya seperti itu (berantakan). Tidak ada komputernya," kata dia.
Dia juga tak percaya anaknya menjadi terduga hacker Bjorka.
Sebab, katanya, sang anak tak memiliki dasar pengetahuan soal peretasan. Terlebih, pihaknya keluarga sederhana.
"Saya hanya buruh tani," aku S.
Ia mengatakan anaknya ditangkap di tempat kerjanya, yakni di sebuah toko es waralaba lokal di Madiun, Rabu (14/9) pukul 18.30 WIB.
"Saat kerja ditangkapnya. Sempat dibawa pulang ke rumah sini sebelum dibawa ke Polsek Dagangan," ungkapnya.
Usai menerima kabar itu, dirinya, suaminya Jumanto (52), dan kedua anaknya yang lain kaget. "Kagetlah, ndak percaya," ujar dia, sembari menyeka air mata.
Ia pun berharap anaknya segera dipulangkan.
"Ini anak saya. Semoga segera dipulangkan. Sampai sekarang belum pulang," tuturnya.
Ketua RT setempat, Fery Chasbullah, juga mengaku kaget dengan berita warganya yang diamankan polisi karena diduga menjadi hacker.
Saat penangkapan, Fery menyebut, polisi sudah berkoordinasi dengan perangkat desa.
"Kaget juga saya, baru tahu soal berita di media online. Tapi sebelumnya tokoh atau perangkat desa sudah koordinasi jika akan membawa warga saya, tapi terkait apa tidak tahu," ujarnya.
DIketahui, Bjorka, via forum gelap, menyebut klaim pemerintah, lewat Menko Polhukam Mahfud MD, soal temuan identitasnya hanya omong kosong. "That's complete bullshit." [rin]