WahanaNews.co | Perkiraan sebelumnya menyebut umur Bumi 4,5 miliar tahun. Setelah diteliti lebih dalam, usia Bumi kemungkinan berbeda. Hal ini disampaikan Profesor Geologi dari Departemen Ilmu Atmosfer Universitas Houston, Thomas Lapen.
"Ketika manusia lahir, durasinya berlangsung cepat. Namun, formasi planet membutuhkan proses hingga jutaan tahun," ia menjelaskan, dikutip dari Popsci, seperti diberitakan CNBC Indonesia Rabu (1/3/2023).
Baca Juga:
Pisah Sambut Kajari Samosir: Estafet Kepemimpinan di Bumi Ulos
Ia mengatakan, para ilmuwan harus menentukan pada tahapan apa dalam rangkaian proses pembentukan Bumi yang bisa ditetapkan sebagai waktu kelahirannya.
Sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, gas dan debu berputar dalam orbit yang mengelilingi matahari. Pada jutaan tahun pertama pembetukan sistem tata surya, banyak partikel yang akhirnya menyatu menjadi asteroid.
Selanjutnya, asteroid akan berkumpul dengan partikel lain dan berubah bentuk menjadi 3 lapisa utama. Masing-masing adalah lapisan inti, mantel dan kerak.
Baca Juga:
Pesawat Antariksa China dalam Perjalanan Pulang ke Bumi, Bawa Sampel Sisi Jauh Bulan
Ketiga komponen ini yang menciptakan Bumi dan planet terestrial lainnya.Menurut beberapa ahli, ketika tiga komponen itu terbentuk pada Bumi, maka itulah yang menjadi waktu lahirnya.
Bulan menentukan usia Bumi
Namun, menurut Lapen, pembentukan tiga komponen itu hanyalah konsep bumi. Kelahiran bumi muncul setelahnya, ketika bencana alam terjadi dan membentuk bulan sebagai satelitnya.
"Dalam logika saya, bumi bukanlah bumi yang kita ketahui saat ini sebelum terjadi pembentukan bulan," ia menjelaskan.
Salah satu cara yang bisa dicoba untuk mengetahui usia pembentukan bulan adalah meneliti batu tertua di satelit itu. Batu di bulan bisa lebih awet dan terawat ketimbang batu di Bumi, sebab tak melalui proses lempeng tektonik yang menyebabkan partikel meleleh dan mengalami perubahan permukaan.
Dalam misi Apollo 14, setelah dikalkulasi dan dikoreksi, ilmuwan mengatakan bulan terbentuk sekitar 4,51 miliar tahun lalu. Namun, ada periode waktu antara partikel bertabrakan, menyatu, mendingin, dan berubah bentuk.
Lapen mengatakan masih ada jeda waktu tak pasti selama 50 juta tahun. "Memastikan tanggal pasti untuk pembentukan bulan sangat menantan," ujarnya.
Dalam skala waktu manusia, ketidakpastian 50 juta tahun itu memang sangat besar. Namun, dalam skala waktu planet, perbedaan miliaran tahun sebenarnya masih wajar.
Kendati begitu, para ilmuwan masih belum selesai. Lapen optimis masih banyak kesempatan untuk menemukan pengukuran usia bumi yang lebih akurat. [tum/cnbc Indonesia]