Uniknya, ada inskripsi pada permukaan roti yang berbunyi, 'Dengan rasa syukur kepada Yesus yang Diberkati,'.
Dari situ muncul teori kalau roti ini digunakan sebagai bagian dari ritual perjamuan suci atau komuni oleh komunitas Kristen awal.
Baca Juga:
Dukung Kota Global Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur yang Modern, MARTABAT Prabowo-Gibran Dorong Publik Figur Gunakan Moda Transportasi Umum
Para arkeolog menyoroti penggambaran Kristus sebagai petani karena mencerminkan bahwa pada era tersebut, agrikultur, kesuburan, dan kerja memiliki makna religius dan simbolis yang kuat.
Dengan demikian, bukan hanya 'apa yang dimakan', tetapi juga 'bagaimana makanan itu dipahami secara spiritual' menjadi kunci untuk memahami kehidupan sehari-hari dalam komunitas Kristen kuno di Anatolia.
Menurut para ilmuwan, roti ini mungkin bukan sekadar makanan biasa, melainkan simbol religius yang membungkus makna keimanan, identitas komunitas, dan ritual keagamaan.
Baca Juga:
Prabowo Ajak Tebar Kasih dan Damai di Hari Kenaikan Yesus Kristus
Karena kondisinya yang sangat terawetkan, penemuan ini dianggap sebagai salah satu artefak makanan paling signifikan yang ditemukan di wilayah Anatolia.
Sementara banyak makanan kuno hanya menyisakan fragmen atau jejak organik samar, roti ini ditemukan dalam kondisi yang masih memungkinkan para peneliti 'membaca' makna di baliknya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.