WahanaNews.co | Dunia literasi nonfiksi kembali ramai membincangkan sebuah karya ilmiah seorang sejarawan sekaligus filsuf Yuval Noah Harari.
Harari menulis tentang evolusi panjang manusia dari sudut pandang sosiologis dalam perspektif Darwin yang berjudul Sapiens: a Brief History of Humankind yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia.
Baca Juga:
Pemerintah Himbau WNI Tidak Lakukan Perjalanan ke Timur Tengah
Buku nonfiksi ini menjadi sebuah rekam jejak sejarah bagaimana manusia berevolusi dari sebuah organisme biologis menjadi sebuah kesatuan yang membentuk peradaban yang besar.
Berbeda dengan Darwin yang hanya melihat manusia dari aspek evolusi biologisnya, Harari dalam buku Sapiens ini menjabarkan manusia tak hanya dari segi biologisnya, namun berpadu juga dengan konsep mengenai nilai kemanusiaan.
Fitra, pembaca setia karya Harari mengatakan bahwa buku ini membuatnya mempelajari hal-hal yang tak terduga yang dimiliki manusia.
Baca Juga:
Ini Persiapan Penting Sebelum Berpergian
"Selesai membaca ini (buku Sapiens karya Harari), saya merasa lega dan mendapatkan banyak pengetahuan yang baru, pemikiran tambahan, dan memutar ulang kisah-kisah yang pernah dipelajari namun terlupakan," ungkapnya.
Secara garis besar, buku setebal 512 halaman ini terbagi dan 4 pembahasan: Revolusi Kognitif yang berbicara soal bagaimana manusia mulai belajar berkomunikasi, bekerja-sama dan bersosialisasi; Revolusi Pertanian dimana manusia mulai mengenal dan menggunakan uang serta membangun sistem pemerintahannya.
Kemudian, Revolusi Umat Manusia yang berbicara mengenai imperium, uang dan agama sebagai instrument penyatu umat manusia; dan yang terakhir Revolusi Sains dimana manusia mulai menggunakan kecerdasannya untuk membuat hal-hal yang sebelumnya bahkan tidak terpikirkan oleh manusia lampau.