WahanaNews.co, Jakarta - Sebuah studi baru mengungkap manusia sudah tinggal di Raja Ampat, Papua, sejak 55 ribu tahun lalu.
Melansir CNN Indonesia, (26/8/2024) studi yang diterbitkan oleh Cambridge University Press tersebut memberikan bukti langsung bahwa para pelaut telah melakukan perjalanan di sepanjang garis khatulistiwa untuk mencapai pulau-pulau di lepas pantai Papua sebelah barat lebih dari 50 ribu tahun yang lalu.
Baca Juga:
Dewan Adat Sub Suku Usba Terbitkan Buku Rekonstruksi Sejarah Sub Suku Usba di Raja Ampat
Penelitian lapangan arkeologi di Pulau Waigeo di kepulauan Raja Ampat, Papua bagian barat, ini merupakan kolaborasi internasional pertama yang melibatkan para akademisi dari Selandia Baru, Papua Barat, Indonesia, dan sekitarnya.
Para peneliti memusatkan penggalian di Gua Mololo, sebuah ruang batu kapur raksasa yang dikelilingi oleh hutan hujan tropis. Gua ini membentang sedalam seratus meter dan menjadi rumah bagi koloni kelelawar, biawak, dan ular.
Dalam bahasa lokal Ambel, Mololo berarti tempat bertemunya arus, yang dinamai sesuai dengan perairan berombak dan pusaran air besar di selat di dekatnya.
Baca Juga:
Jadi Korban Penganiayaan Terkait Izin Perusahaan Tambang di Raja Ampat, Ronisel Mambrasar Minta Atensi Pemda Terhadap Hak Adat Masyarakat di Kampung Manyaifun
Penggalian di gua tersebut menemukan beberapa lapisan pekerjaan manusia yang terkait dengan artefak batu, tulang belulang hewan, kerang, dan arang. Temuan ini diduga sisa-sisa fisik yang dibuang oleh manusia purba yang tinggal di gua tersebut.
Temuan arkeologi semacam ini disebut jarang ditemukan pada lapisan terdalam. Namun, penanggalan radiokarbon dari University of Oxford dan University of Waikato menunjukkan temuan tersebut setidaknya berusia 55 ribu tahun.
Artinya, manusia telah tinggal di Mololo pada 55 ribu tahun lalu.