WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sementara banyak kota di Indonesia masih bergelut dengan tumpukan sampah, Singapura justru menjadikan limbah sebagai peluang emas.
Negara kecil di Asia Tenggara ini berhasil menaklukkan tantangan lingkungan dengan strategi pengelolaan sampah yang canggih dan terintegrasi.
Baca Juga:
Hindari Banjir di Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Sikap DPR Tolak Penggunaan Aliran Sungai di Luar Peruntukannya
Singapura dikenal sebagai salah satu negara paling modern dan bersih, bukan hanya di Asia Tenggara, tapi juga di dunia.
Salah satu faktor utama yang mendukung pencapaian tersebut adalah sistem pengelolaan sampah yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Pengelolaan Sampah Plastik di Singapura
Baca Juga:
Jejak Melanie Putri di TKP Pembunuhan Brigadir Nurhadi
Jika di Indonesia sampah plastik kerap menumpuk di sungai atau pinggir jalan, di Singapura botol plastik justru disulap menjadi aspal berkualitas tinggi.
Semua jenis sampah dikumpulkan setiap hari oleh petugas kebersihan dan langsung diolah menjadi sesuatu yang berguna.
Dalam sebuah video edukasi yang beredar di media sosial, disebutkan bahwa di Singapura, botol plastik hasil daur ulang digunakan untuk membangun jalan-jalan terbaik di dunia.
Aspal yang dihasilkan tak hanya kuat, tapi juga berstandar internasional.
“Di Singapura sampah dapat menghilang tanpa jejak. Dan botol plastik daur ulang digunakan untuk membangun jalan-jalan terbaik di dunia,” demikian tertulis dalam sebuah keterangan video.
Limbah yang Dibakar dan Menjadi Pulau
Selain mendaur ulang plastik, Singapura juga mengolah sebagian besar sampahnya dengan cara dibakar dalam incinerator bersuhu tinggi. Proses ini menghasilkan energi listrik sekaligus mengurangi volume sampah secara drastis.
Asap hasil pembakaran pun disaring terlebih dahulu agar tidak mencemari udara.
Sisa pembakaran berupa abu kemudian dikirim ke sebuah lokasi khusus bernama Pulau Semakau, satu-satunya tempat pembuangan akhir (TPA) di negara tersebut.
Pulau ini dibangun pada 1999 dan terletak sekitar 8 kilometer dari pusat kota.
Pulau Semakau kini menampung lebih dari 63 juta meter kubik limbah yang telah melalui proses pembakaran, tanpa menyebabkan polusi atau bau tak sedap.
TPA ini dikenal luas karena bersih, modern, dan menjadi contoh pengelolaan sampah berkelanjutan bagi banyak negara lain.
Inovasi Singapura Jadi Pelajaran Berharga
Apa yang dilakukan Singapura seharusnya menjadi cermin bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Di saat sebagian kota besar di tanah air masih kewalahan mengelola sampah rumah tangga, Singapura sudah jauh melangkah, mengubah limbah menjadi energi dan infrastruktur, bahkan menciptakan pulau dari abu sampah.
Dengan sistem seperti ini, Singapura bukan hanya menjaga kebersihan kotanya, tetapi juga membangun ketahanan energi dan lingkungan yang kuat untuk masa depan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]