WahanaNews.co | Beberapa pejabat Departemen Pertahanan (DoD) AS kepada The New York Times secara anonim menyebut banyak penampakan UFO (pemerintah AS lebih suka menyebutnya Unidentified Aerial Phenomena (UAP)) baru-baru ini, hanyalah sampah antariksa, balon cuaca, atau drone pengintai dari negara-negara asing.
Alih-alih kendaraan alien, hasil analisis badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) beberapa tahun terakhir mengungkapkan penampakan Unidentified Flying Object (UFO) dalam ratusan rekaman banyak yang merupakan drone pengintai China.
Baca Juga:
Jet Tempur F-16 AS 2 Kali Hantam UFO dengan Rudal
Mengutip Space, beberapa insiden yang diklaim pertemuan dengan UFO secara resmi dinyatakan sebagai "benar-benar" drone pengintai buatan China. Negeri Tirai Bambu itu disebut tertarik dengan rencana pengembangan pesawat tempur dan cara AS melatih para pilotnya.
Beberapa penampakan UAP lainnya yang direkam pesawat militer sepertinya merupakan hasil dari ilusi optik, yang menyebabkan obyek itu seperti terbang menentang hukum fisika.
Salah satunya adalah video terkenal yang disebut "Gofast" yang direkam pesawat angkatan laut AS dan bocor ke media pada 2018. Video itu pada akhirnya dirilis resmi oleh pemerintah sebagai usaha deklasifikasi.
Baca Juga:
Angkatan Laut AS Klaim Punya Banyak Video Penampakan UFO
Pejabat Departemen Pertahanan mengatakan objek dalam video Gofast tampaknya meluncur di atas air dengan kecepatan yang tidak wajar hanyalah ilusi optik, yang diciptakan oleh sudut perekaman terhadap air.
Pada kenyataannya, objek tersebut bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 48 km/jam, menurut laporan LiveScience.
Lebih lanjut, laporan rahasia soal UAP diberikan kepada Kongres oleh DoD pekan ini. Laporan itu diduga memuat temuan baru yang dilaporkan oleh The Times. Laporan baru itu memuat detail baru untuk kasus dalam sebuah dokumen yang dirilis kepada publik pada Juni 2021.
Dalam dokumen tersebut digambarkan ada 144 insiden pertemuan dengan UAP, dilaporkan oleh pejabat pemerintah antara tahun 2004 hingga 2021. Laporan pada 2021 mengakui, kebanyakan dugaan pertemuan dengan UAP tidak dapat disimpulkan demikian karena kurangnya data berkualitas tinggi.
Laporan itu juga menawarkan penjelasan gamblang UAP secara umum, termasuk "teknologi yang dipakai China, Rusia, dan negara lain atau entitas non-pemerintah" atau "benda udara lain" semisal burung atau balon cuaca.
Tidak ada yang menyebut alien atau makhluk ekstraterestrial dalam laporan itu. Namun demikian, hal tersebut tidak menghentikan kemunculan teori-teori konspirasi karena kurangnya transparansi pemerintah soal UAP.
Di sisi lain, Badan Antariksa dan Penerbangan AS (NASA) pun telah meluncurkan tim independen peneliti UAP, yang akan mulai bertugas sejak Oktober 2022 hingga pertengahan 2023. Menurut NASA, tim itu akan fokus kepada pengumpulan dan analisa data UAP sebanyak mungkin.
Hal itu bertujuan untuk mengembangkan metode baru untuk mengidentifikasi obyek tak teridentifikasi di langit Amerika Serikat. [tum]