WahanaNews.co, Jakarta - Pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, Ayman Younis, tewas akibat serangan udara pasukan Israel. Jet-jet tempur milik Israel dalam beberapa hari terakhir terus menggempur wilayah udara Palestina sebagai respons serangan mendadak kelompok militan Hamas akhir pekan lalu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengirim jet tempurnya dengan menargetkan 200 titik di wilayah Gaza, terutama tempat-tempat pasukan Hamas berada. Jet tempur milik Israel menyasar tempat tinggal dan pusat komando operasi pasukan Hamas, salah satunya menghancurkan rumah Younis.
Baca Juga:
OPM Ungkap Syarat Pembebasan Pilot Susi Air, Tidak Menyerang Pakai Bom
Israel mempunyai kekuatan militer yang lebih konvensional dibandingkan dengan Amerika Serikat atau Inggris. Sedangkan, Hamas adalah organisasi gerilya yang mempunyai persenjataan lengkap.
Dalam hal kekuatan udara, militer Israel menggunakan beberapa jet tempur, di antaranya F-35 Lightning II yang diperoleh dari AS, menurut laporan Sky News.
F-35 dirancang untuk menggantikan inventaris pesawat tempur yang mulai tua, termasuk F-16 dan A-10 milik US Air Force, F/A-18 milik US Air Force, AV-8B Harrier dan F/A-18 milik Korps Marinir AS, dan Harrier GR.7s milik Inggris.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Jet F-35 memiliki beberapa jenis, antara lain F-35A, F-35B, dan F-35C. Setiap jenis memiliki spesifikasi dan keunggulan tersendiri.
Fungsi Utama F-35 ini sebagai lesawat tempur multiperan (multirole fighter). Pesawat ini dibangun oleh perusahaan dirgantara asal AS, Lockheed Martin.
Jet tempur ini memiliki lebar sayap 10,7 meter, tinggi 4,38 meter, berat lepas landas maksimum pada kelas 7.000 pound, dengan gaya dorong 43.000 pound.
Pesawat ini memiliki muatan 8.160 kilogram, dan bisa melesat hingga kecepatan Mach 1,6 (1.900km/jam). Daya jelajah pesawat ini bisa lebih dari 1.350 mil.
F-35 dirancang untuk mencapai tingkat keandalan dan pemeliharaan yang belum pernah terjadi sebelumnya serta dikombinasikan dengan dukungan yang sangat responsif dan sistem pelatihan yang terhubung dengan teknologi informasi terbaru.
Terdapat fitur Autonomic Logistics Information System (ALIS) yang berfungsi untuk mengintegrasikan kinerja terbaru, parameter operasional, konfigurasi saat ini, peningkatan dan pemeliharaan terjadwal, riwayat komponen, diagnostik prediktif (prognostik) dan manajemen kesehatan, penjadwalan operasi, pelatihan, perencanaan misi, dan dukungan layanan untuk F-35.
Selain itu ada pula sensor elektronik F-35, termasuk Electro-Optical Distributed Aperture System (DAS). Konfigurasi ini memberi pilot kesadaran situasional di lingkungan sekitar pesawat untuk meningkatkan peringatan rudal, peringatan pesawat lain, dan penglihatan pilot siang/malam.
Perusahaan membekali sistem tampilan pada helm F-35 yang diklaim sebagai sistem tercanggih dari jenisnya. Semua informasi intelijen dan target yang dibutuhkan pilot F-35 untuk menyelesaikan misi ditampilkan di kaca helm.
"Sebagai jet tempur yang paling mematikan, dapat bertahan, dan terhubung di dunia, F-35 memberi pilot keunggulan penting dalam melawan musuh mana pun, memungkinkan mereka menjalankan misi dan pulang dengan selamat," bunyi keterangan Lockheed Martin di situs resminya.
Mengintegrasikan rudal jelajah peluncuran udara minim (JASSM), rudal jelajah siluman anti-kapal (LRASM) dan teknologi baru ke dalam rangkaian F-35, membantu menjadikan F-35 sebagai pesawat paling mematikan, siluman, dan dapat bertahan di dunia.
Israel sebelumnya telah sepakat membeli 50 pesawat tempur F-35 dari Amerika Serikat demi meningkatkan kemampuan angkatan udara mereka.
Israel merupakan negara pertama yang menerima F-35 melalui pembelian dari AS. Meski demikian, banyak yang mengkritik pengadaan jet itu memakan biaya terlalu banyak dan terdapat masalah-masalah teknis dalam beberapa tahun belakangan.
[Redaktur: Sandy]