"Jika hujan terjadi sepanjang hari, pembangunan infrastruktur utama IKN tidak akan berjalan optimal," jelasnya.
Seto mencatat bahwa pada periode 4-18 Juli, rasio keberhasilan OMC mencapai 70 persen, dengan 29 jam hujan dari total 186 jam operasional.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Namun, pada periode berikutnya, yaitu 19 Juli-2 Agustus, rasio keberhasilan mencapai 97 persen, dengan hanya enam jam hujan dari total 354 jam operasional.
OMC selama 24 jam nonstop dilakukan agar potensi hujan di kawasan IKN, termasuk KIPP, kawasan inti, dan penyangga, dapat diminimalisir.
"Sebelum operasi 24 jam, tingkat keberhasilan ada di angka 70 persen. Namun setelah peningkatan menjadi operasi 24 jam, efektivitasnya mencapai di atas 95 persen," tutupnya.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
Operasi modifikasi cuaca BMKG terpusat di Bandara APT Pranoto Samarinda yang menerbangkan dua pesawat Cessna Caravan 208B dengan kode PK-SNG dan PK SNK milik Smart Cakrawala Aviation untuk mencegat awan hujan masuk kawasan IKN. Total, sepanjang operasi modifikasi cuaca BMKG di IKN telah dilakukan penyemaian sekitar 213 sorti penerbangan dan menghabiskan bahan Natrium Klorida (NaCl) dan CaO mencapai 200 ton ke awan hujan cumulus.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.