WahanaNews.co | Akibat bencana kekeringan sangat parah, jejak kaki dinosaurus ditemukan di Texas.
Melansir Sciencealert edisi Rabu (24/8/2022), bencana kekeringan parah di Texas telah membuat sungai yang mengalir melalui Taman Negara Bagian Lembah Dinosaurus mengalami kekeringan.
Baca Juga:
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis: Wilayah RI Terdampak hingga Agustus 2024
Taman ini terletak di daerah pedalaman barat daya kota Dallas. Diketahui bahwa taman ini dahulunya berada di tepi lautan purba, dan dinosaurus meninggalkan jejak kakinya di lumpur.
Akibat kekeringan sungai tersebut, menariknya para peneliti menemukan jejak reptil raksasa atau dinosaurus yang hidup sekitar 113 juta tahun lalu.
Stephanie Salinas Garcia dari Departemen Taman dan Margasatwa Texas mengatakan, cuaca kering membuat jejak itu terlihat.
Baca Juga:
BMKG Imbau Wilayah di Jawa Tengah Waspadai Kekeringan Saat Puncak Musim Kemarau
Jejak-jejak dinosaurus di Texas ini disebut-sebut sebagai salah satu jalur dinosaurus terpanjang di dunia.
“Karena kondisi kekeringan yang berlebihan musim panas lalu, sungai benar-benar kering di sebagian besar lokasi, memungkinkan lebih banyak trek ditemukan di taman ini,” kata Garcia.
“Dalam kondisi sungai normal, jalur baru ini berada di bawah air dan biasanya dipenuhi sedimen, membuatnya terkubur dan tidak terlihat,” tambahnya.
Jejak-jejak reptil raksasa itu dicurigai sebagian besarnya adalah Acrocanthosaurus.
Acrocanthosaurus ini diperkirakan beratnya hampir 7 ton atau sekitar 6.350 kilogram saat dewasa dan tingginya mencapai 15 kaki atau sekitar 4,5 meter.
Tidak hanya itu, ada pula jejak dinosaurus jenis Sauroposeidon. Pada masa hidupnya, spesies ini memiliki berat saat dewasa sekitar 44 ton dan tingginya mencapai 60 kaki atau 18.29 meter.
Terlihatnya jejak-jejak kaki dinosaurus akibat kekeringan di sungai itu, diyakini para peneliti akan tertutup lagi jika bencana kekeringan sudah berakhir.
“Sementara mereka (jejak dinosaurus) akan segera terkubur lagi oleh hujan dan sungai, Taman Negara Bagian Lembah Dinoasurus akan terus melindungi jejak berusia 113 juta tahun ini tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang,” jelas Garcia. [rin]