WahanaNews.co | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur melaporkan ada 863 desa di 196 kecamatan di wilayahnya mengalami kekeringan ekstrem akibat kemarau panjang melanda Jatim sejak Mei hingga Oktober 2023.
"Ratusan desa mengalami kekeringan itu tesebar di 27 dari 38 kabupaten/kota di Jatim," ujar Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Senin (23/10/2023).
Gatot mengatakan kemarau ekstrem itu membuat warga setempat kesulitan air bersih. Sehingga diperlukan bantuan droping air dari pemerintah, guna keberlangsungan hidup masyarakat. Mengingat air merupakan kebutuhan dasar dalam setiap rumah tangga.
"Kemarau eksrem ini mengakibatkan tanah menjadi kering, tanaman mengering dan kesulitan mengakses air bersih bagi masyarakat. Sehingga diperlukan droping air dari pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Gatot, BPBD Provinsi Jatim beserta BPBD kabupaten/kota melaksanakan penyaluran air bersih ke beberapa desa terdampak. Penyaluran air bersih dilakukan melalui anggaran APBD Provinsi Jatim maupun APBD kabupaten/kota.
Baca Juga:
BPBD: 25 Bencana Longsor-Pohon Tumbang di Bogor Kemarin
"Sampai saat ini air yang sudah didistribusikan sekitar 44,5 juta liter air bersih ke masyarakat dalam penanganan kekeringan," katanya.
Selain itu, pihaknya bersama BPBD kabupaten/kota juga sudah melakukan pemberian bantuan berupa 350 tandon dan 10 ribu jerigen. Bantuan tandon dan jerigen ini telah disalurkan di 38 kabupaten wilayah Jatim.
"Kami juga sudah menyiapkan program bantuan dan pendanaan bencana kekeringan dan Karhutla. Hal ini dilakukan melalui program distribusi air maupun TMC," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.