WahanaNews.co | Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil merancang serta mengembangkan aplikasi penyuluhan dan komunikasi pertanian berbasis digital, Desa Apps.
Nama tersebut merupakan singkatan dari Digital Extension Society for Agriculture.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Desa Apps secara resmi diluncurkan sejak 19 Desember 2016 lalu. Aplikasi ini menawarkan fitur-fitur yang membantu petani meningkatkan kualitas usaha tani. Ada fitur tanya jawab, artikel, catatan tani, info cuaca, info toko, info kantor, dan pasar.
Hingga 16 Juni 2022, aplikasi Desa Apps tercatat memiliki lebih dari 14.900 pengguna di seluruh Indonesia. Selain itu, Desa Apps UGM rutin menyelenggarakan program webinar series 'Bincang Desa (BISA)' yang hadir setiap dua pekan sekali.
Untuk meningkatkan layanannya, saat ini Desa Apps dikembangkan menjadi sebuah aplikasi berbasis website bernama Lentera Desa. Sebagai platform edukasi dan pelatihan daring agrokompleks, lebih mudah dijangkau siapapun dan di manapun.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Akhir pekan lalu, Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, menyaksikan aplikasi Desa Apps yang dipamerkan di Balairung UGM. Manager Operasional Desa Apps UGM, Nurul Trya Wulandari mengatakan, Desa Apps fokus ke peningkatan kapasitas SDM.
"Bidang yang jadi perhatian Desa Apps UGM adalah seputar agrokomplek. Aplikasi ini dapat digunakan petani untuk konsultasi pertanian dengan penyuluh dan ahli di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan, maupun sesama petani," kata Nurul.
Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir Jaka Widada menuturkan, Presiden Jerman turut meninjau produk riset lain yakni GamaAlgin-F dan Pupuk Hayati Bacillus Plus. Ia menjelaskan, Gama Algin merupakan produk imunostimulan untuk ikan dan udang.