WahanaNews.co | Provinsi Jatim merupakan kawasan rawan bencana. Selain bencana hidrometeorologi, Jatim juga merupakan kawasan yang dikepung sejumlah potensi penyebab gempa bumi. Baik dari pergerakan sesar maupun karena zona subduksi.
Dilansir dari situs BMKG Karangploso Jatim, Jatim ini memiliki potensi Gempa Bumi baik dari sesar-sesar aktif maupun dari zona subduksi di selatan Jawa Timur, yakni dari Lempeng Eurasia dan Indo Australia.
Baca Juga:
Normal Fault Kerak Bumi Picu Gempa 5,4 M di Sanana Maluku Utara
Dari 31 sesar aktif di Pulau Jawa, 7 di antaranya berada di Jatim. Di antaranya sejumlah segmen Sesar Kendeng seperti Sesar Cepu; Sesar Blumbang; Sesar Waru; dan Sesar Surabaya, juga sesar Pasuruan, dan Sesar Probolinggo.
Berikut ini 7 sesar aktif di Jawa Timur yang bisa memicu gempa tektonik. Data ini dihimpun detikJatim dari sejumlah sumber, termasuk dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 yang disusun Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen).
1. Sesar Cepu
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
Sesar Cepu merupakan salah satu segmen dari Sesar Kendeng. Sesar berdasarkan data Pusgen memiliki panjang 100 kilometer ini berpotensi menyebabkan gempa dengan kekuatan maksimum magnitudo (M) 6,5 dengan intensitas pergeseran 0,1 mm/tahun.
2. Sesar Blumbang
Sama halnya dengan Sesar Cepu, Sesar Blumbang juga merupakan segmen dari Sesar Kendeng. Berdasarkan data Pusgen sesar ini memiliki panjang 31 kilometer dengan potensi gempa maksimum M 6,6 serta pergeseran 0,05 mm/tahun.
3. Sesar Waru
Masih menjadi bagian dari segmen Sesar Kendeng, Sesar Waru juga berada di Jawa Timur. Panjang sesar ini mencapai 64 kilometer dengan potensi gempa maksimum M 6,5 dengan intensitas pergeseran diperkirakan 0,05 mm/tahun.
"Sesar Waru ini panjang dia. Sampai di Saradan, Madiun. Dia melewati Mojokerto juga di sebelah utaranya. Makanya di Saradan Madiun itu, kan, juga sering gempa," ujar Pakar Geologi ITS Profesor Dr Ir Amien Widodo MSi.
4. Sesar Surabaya
Seperti halnya Sesar Waru, Blumbang, dan Cepu, Sesar Surabaya juga merupakan bagian dari segmen Sesar Kendeng. Sesar ini juga menjadi salah satu fokus penelitian Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS.
Sebagaimana tercatat dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 Sesar Surabaya memiliki panjang 25 kilometer dengan potensi gempa maksimum M 6,5 dengan intensitas pergeseran yang diperkirakan 0,05 mm/tahun.
Sesar Pasuruan hingga Wongsorejo dan apa yang perlu dilakukan. Baca di halaman selanjutnya.
5. Sesar Pasuruan
Disebutkan dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, Sesar Pasuruan terlihat jelas di topografi dengan adanya gawir sesar memanjang mengarah ke barat timur sepanjang 18 km.
Berdasarkan penelitian yang ada sesar ini menghasilkan indikasi pergerakan aktif ditemukan sebanyak minimal 6 kali dalam waktu 4000 tahun terakhir. Namun tidak terdata tentang potensi kekuatan gempa yang bisa dihasilkan.
6. Sesar Probolinggo
Sama halnya dengan Sesar Pasuruan, Sesar Probolinggo tergambar di permukaan dari ketampakan gawir sesar yang memanjang. Arah sesar ini ke timur laut-barat daya. Gawir sesar ini memotong endapan lepas gunung api dari Gunung Argopuro yang berumur Pleistosen (antara 2,5 juta hingga 11.500 tahun yang lalu).
Morfologi dari gawir sesar ini mengindikasikan pergerakannya mendatar. Seperti halnya sesar Pasuruan dalam Peta Pusgen 2017 belum diketahui berapa potensi kekuatan gempa yang bisa dihasilkan oleh sesar ini.
Pakar geologi dari ITS sebelumnya menyebutkan ada kemungkinan gempa M 4,1 yang dirasakan di Probolinggo beberapa waktu lalu disebabkan pergeseran sesar ini selain juga bisa disebabkan karena pergeseran Sesar Wongsorejo.
7. Sesar Wongsorejo
Sesar Wongsorejo berada di Kabupaten Banyuwangi. Sesar ini terbentuk sekitar 300 ribu tahun yang lalu dan saat ini tertutupi endapan hasil letusan Gunung Ijen purba yang terjadi 70 ribu tahun lalu. Sesar ini memanjang sekitar 10 km di wilayah Desa Alasbulu, Kecamatan Wongsorejo, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Banyuwangi.
BPBD Probolinggo sebelumnya menyatakan bahwa gempa M 4,1 yang terjadi di Probolinggo beberapa waktu lalu disebabkan karena sesar ini.
Sebelumnya, Pakar Geologi ITS Profesor Dr Ir Amien Widodo MSi mengingatkan lagi tentang sesar aktif di Jawa Timur yang bisa memicu gempa bumi.
"Mestinya itu bukan hanya istilahnya waspada gitu. Mestinya pemerintah daerah segera menindaklanjuti. Kan di situ sudah diketahui, ada beberapa sesar, mestinya yang di Jawa Timur lah, pemerintah provinsi mestinya memetakan itu," katanya.
Dia mengingatkan lagi tentang Gempa Cianjur yang terjadi beberapa waktu lalu. Menurutnya, sesar yang menyebabkan gempa di Cianjur belum terpetakan. Karena itu dampaknya cukup besar.
"Ingat di Cianjur itu belum terpetakan sebegitu parah. Ini yang sudah terpetakan dibiarin aja. Semestinya ada pemetaan 'oh jarak dari sekian meter dari sesar itu tidak boleh ada rumah'. Atau 'sekian meter dari sesar rumahnya harus tahan gempa,' kan begitu. Jangan dibiarkan," ujarnya.
Amien mengklaim bahwa selama ini Pemprov Jatim belum melakukan pemetaan demikian. Seharusnya, kata dia, tugas pemetaan tersebut ada di tangan BPBD Provinsi Jatim.
"BPBD mestinya itu. BPBD itu tupoksinya melakukan pemetaan itu. Saya nggak tahu, mungkin peta sesar itu dianggap hoaks kali, ya. Dibiarin aja soalnya. Peta Sesar itu kan dikeluarkan Pusgen tahun 2017. Sampai sekarang belum ada penelitian tentang itu," katanya. [eta]