WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kebohongan semakin mudah terjadi di era digital ini karena informasi dapat menyebar dengan sangat cepat dan luas melalui media sosial dan platform online.
Dengan akses instan ke berbagai saluran komunikasi, siapa pun bisa menyebarkan informasi, baik yang benar maupun salah, dalam hitungan detik.
Baca Juga:
Soal Gugatan Rizieq Shihab dkk ke Jokowi Rp5.246 Triliun, Istana Angkat Suara
Kurangnya verifikasi dan kontrol yang ketat pada banyak platform membuat berita palsu atau hoaks mudah beredar, menciptakan situasi di mana kebohongan sulit dibedakan dari kebenaran.
Algoritma media sosial yang cenderung memprioritaskan konten yang mengundang reaksi emosional juga mendorong penyebaran informasi yang sensasional, termasuk kebohongan.
Selain itu, adanya anonimitas di internet memungkinkan orang menyebarkan kebohongan tanpa harus bertanggung jawab secara langsung.
Baca Juga:
Babinsa Laksanakan Patroli Karhutla bersama warga di desa Di Wilayah Binaan
Banyaknya sumber informasi yang beragam membuat masyarakat kebingungan dalam membedakan mana informasi yang valid dan mana yang tidak.
Situasi ini diperparah oleh kecenderungan manusia untuk mencari konfirmasi atas keyakinan yang sudah mereka pegang, sering kali mempercayai informasi yang mendukung pandangan mereka meskipun tidak benar.
Kombinasi antara akses mudah, anonimitas, dan kebutuhan psikologis akan validasi membuat kebohongan semakin cepat berkembang dan diterima sebagai kebenaran di masyarakat modern.