WahanaNews.co | Berdasarkan pengamatan para peneliti, hingga 95% permukaan laut di Bumi akan mengalami perubahan akhir abad ini, kecuali jika manusia bersedia mengurangi emisi karbon.
Dikutip dari Nature World News, sebagian besar kehidupan laut didukung oleh iklim permukaan laut yang dicirikan oleh suhu air permukaan, keasaman, dan konsentrasi mineral aragonit yang dibutuhkan banyak makhluk laut untuk membuat tulang dan cangkang.
Baca Juga:
Potensi Pendapatan Negara dari Ekspor Pasir Laut Capai Rp2,5 Triliun: Analisis Awal dan Tantangan Regulasi
Namun, dengan tingkat CO2 di atmosfer yang meningkat pada tingkat yang tidak terlihat dalam setidaknya tiga juta tahun, ada kekhawatiran bahwa suhu permukaan laut mungkin menjadi kurang ramah bagi spesies yang hidup di sana.
Dampak Polusi Karbon di Laut
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
Para peneliti di AS meneliti dampak polusi karbon di permukaan laut sejak pertengahan abad kedelapan belas. Mereka juga meramalkan bagaimana emisi akan mempengaruhi dunia pada tahun 2100.
Mereka melakukannya dengan mensimulasikan kondisi laut di seluruh dunia selama tiga periode waktu: awal abad kesembilan belas (1795-1834), akhir abad kedua puluh (1965-2004), dan akhir abad kedua puluh satu (2005-sekarang).
Model simulasi kemudian dimasukkan melalui langkah mereka dalam dua skenario emisi yang berbeda. Yang pertama, dijuluki RCP4.5, memprediksi puncak emisi gas rumah kaca pada tahun 2050, diikuti oleh penurunan bertahap selama sisa abad ini.