WahanaNews.co |
Di Tanah Papua terdapat situs sakral megalitikum, bernama Situs megalitikum
Tutari. Letaknya di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura,
Papua. Situs ini mudah dijangkau karena berada di kawasan Bukit Tutari, tepi
Danau Sentani bagian barat. Dengan latar belakang Danau Sentani, situs ini tampak
eksotik.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Tetapkan Gaji Anggota Badan Pengarah Papua Rp40 Juta/Bulan
Dari Bandara Sentani, dapat dicapai hanya perlu 15 menit
dengan kendaraan motor atau mobil.
Seluruh permukaan Bukit Tutari dipenuhi bongkahan-bongkahan
batu berwarna hitam. Sebagian batu-batu ini terdapat lukisan di permukaannya.
Situs megalitik Tutari menjadi kawasan wisata yang menyimpan
sejarah kebudayaan masyarakat di pinggir Sungai Sentani pada masa prasejarah,
tepatnya zaman neolitik akhir. Lokasi situs ini berada di areal perbukitan, di
Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua.
Baca Juga:
2 Anggota OPM yang Serang Pos Paro di Nduga Papua Ditembak TNI
Pohon kayu putih, batu-batu hitam, dan rumput ilalang
memenuhi lokasi ini. Ketiganya menghiasi kanan dan kiri jalan, dari pintu masuk
hingga lokasi situs tertinggi. Jalan yang telah dibangun juga memudahkan
pengunjung untuk menelusuri setiap bagian situs.
Di beberapa titik tersedia pondok tempat istirahat. Beberapa
pondok berada di ketinggian dengan pemandangan menghadap ke hamparan Danau
Sentani. Diberi nama Tutari karena berada di Bukit Tutari selain itu konon suku
yang pernah mendiami wilayah sekitar situs ini adalah suku Tutari.
Suku Tutari memperoleh makanan dengan berburu, menangkap
ikan, beternak, dan bercocok tanam. Saat itu lokasi ini situs digunakan sebagai
tempat penyembahan. Suku Tutari sendiri sudah musnah akibat perang suku.
Di puncak Bukit Tutari terdapat batu tegak atau menhir.
Menhir berada di ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Pada permukaan
menhir terdapat berbagai lukisan dengan aneka tema.
Lukisan ini merupakan peninggalan Suku Tutari pada masa
prasejarah. Dibuatnya dengan cara menggores. Suku Tutari sendiri dianggap sudah
punah. Motif yang digoreskan yaitu flora dan fauna Danau Sentani, manusia,
benda budaya dan geometris.
Menhir itu berjumlah 110 buah. Puncak Bukit Tutari ini
dipercaya sebagai tempat yang paling sakral, tempat bersemayamnya roh nenek
moyang.
Ada kisah unik di puncak bukit ini. Pada tahun 1990-an, ada
yang mengambil satu batu menhir dan dibawa ke Jakarta. Sampai di Jakarta, menhir
ini tiba-tiba hilang, kemudian dicari tidak ketemu.
Setelah dilacak ke Jayapura, ternyata menhir ini sudah
kembali ke tempat semula di puncak Bukit Tutari. Menhir yang tiba-tiba kembali
ini kemudian oleh masyarakat Kampung Doyo Lama dianggap sebagai spesial.
Amazing banget, ya! [qnt]