Tim juga menemukan bahwa tanda kimia abnormal lebih sering muncul di bintang terpanas. Hal itu masuk akal, karena bintang panas memiliki lapisan luar yang tipis-dan materi planet akan terkonsentrasi dalam volume yang lebih kecil, meninggalkan tanda yang lebih mencolok.
Dengan menggunakan garis bukti yang berbeda ini, tim dapat memodelkan bahwa antara 20% hingga 35% bintang mirip Matahari mengkonsumsi beberapa keturunan mereka mirip Bumi.
Baca Juga:
Viral Kemunculan 2 Matahari di Sumatera Barat, BMKG Beri Penjelasan
Peristiwa semacam itu bisa terjadi dalam sistem di mana interaksi gravitasi di antara planet-planet akan terlempar ke bintang pusat atau membawanya cukup dekat sehingga bintang tersebut perlahan-lahan menguap dan melahapnya.
"Ini jelas tren yang kuat. Konsumsi planet telah dipelajari sebelumnya. Namun makalah baru ini memberikan ukuran sampel yang jauh lebih besar dan bukti statistik yang jelas untuk fenomena tersebut," kata Spina.
Dia berpikir bahwa tidak mungkin Matahari kita pernah menelan planet mana pun, karena ia kehabisan unsur-unsur berat dibandingkan dengan planet lain di kelasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.