WahanaNews.co | Masjid Agung Xi'an atau Great Mosque of Xi'an adalah salah satu masjid tertua di China.
Masjid ini termasuk salah satu masjid terunik di dunia karena bangunannya yang memadukan arsitektur China dan Islam secara apik.
Baca Juga:
Berikut Tips Supaya Tidak Lemas dan Ngantuk Saat Puasa
Berikut sejumlah fakta tentang Masjid Agung Xi'an yang perlu diketahui.
Sejarah Masjid Agung Xi'an
Baca Juga:
Dear Emak-emak! Ini Tips Cara Mengatur Keuangan Biar Irit saat Bulan Ramadan
Menurut catatan sejarah yang terukir pada loh batu di dalamnya, seperti dikutip dari China Travel, Masjid Agung Xi'an dibangun pada tahun 742 masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang (618-907).
Namun, sebagian besar kompleks modern dibangun selama Dinasti Ming (1368-1644), dengan beberapa tambahan dibangun oleh Dinasti Qing (1644-1911).
Masjid ini diperkenalkan ke China Barat Laut oleh para pedagang dan pelancong Arab dari Persia dan Afghanistan selama pertengahan abad ke-7, ketika beberapa dari mereka menetap di China dan menikahi wanita berkebangsaan Han.
Meski diperkirakan ada sejak abad ke-7, namun Masjid Agung Xian yang berdiri hari ini dimulai pada 1392 atau tahun ke-25 Dinasti Ming.
Menurut Archnet, sejak abad ke-14, masjid telah mengalami sejumlah rekonstruksi.
Sebagian besar bangunan yang ada saat ini berasal dari Dinasti Ming dan Qing pada abad ke-17 dan ke-18.
Menurut China Travel, setelah Perang Saudara China, Partai Komunis China sempat menutup masjid ini dan mengubahnya menjadi pabrik baja.
Namun, pada 1956, Masjid Agung Xi'an dinyatakan sebagai Situs Sejarah dan Budaya yang Dilindungi di tingkat Provinsi Shaanxi.
Sementara pada 1988, masjid ini dinyatakan dilindungi di tingkat nasional.
Arsirektur Masjid Agung Xi'an
Dikutip dari Archnet, tata letak Masjid Agung Xi'an mirip dengan kuil China, yakni halaman yang tak berurutan pada sebuah poros tunggal, dengan adanya paviliun dan pagoda yang disesuaikan dengan fungsi Islam.
Namun, tak seperti kuil Buddha, poros utama masjid yang dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter persegi ini sejajar dari timur ke barat, menghadap ke Mekkah.
Lima halaman, yang masing-masing memiliki paviliun signature atau gerbang, mengarah ke ruang doa yang terletak di ujung barat porosnya.
Taman-tamannya sangat mengabarkan kebudayaan China, mulai dari bebatuannya, pagoda, lengkungan bangunan, genteng, dan lain-lain.
Dikutip dari Lonely Planet, masjid ini cocok dikunjungi saat musim semi.
Alasannya adalah karena pada musim, bunga magnolia putih dan merah muda yang tumbuh di kawasan masjid tengah bermekaran.
Kompleks masjid ini terbagi menjadi empat area.
Di halaman pertama, terdapat lengkungan kayu setinggi sembilan meter dengan ubin berlapis glasir.
Tiga kamar berada di kedua sisi lengkungan, di mana di area tersebut kini diletakkan beberapa furnitur dari Dinasti Ming dan Qing yang diawetkan.
Di tengah halaman kedua berdiri sebuah lengkungan batu dengan dua prasasti di kedua sisi.
Pada prasasti itu terukir kaligrafi populer dari para seniman kaligrafi terkemuka.
Di halaman ketiga ada aula dengan berisi banyak prasasti kuno.
Sementara di tengah halaman terdapat Menara Xingxin yang digunakan untuk tempat berdoa bagi pengunjung.
Terakhir, ada halaman yang digunakan sebagai ruangan berdoa yang besar dan bisa menampung lebih kurang 1.000 orang. [gun]