WAHANANEWS.CO, Jakarta - Perselingkuhan bukan sekadar kesalahan sesaat, bagi sebagian orang, ini bisa menjadi pola berulang yang sulit dihentikan.
Mereka terus mencari celah, menikmati ketegangan, dan merasa puas ketika berhasil merahasiakan hubungan gelapnya.
Baca Juga:
Istri Berstatus PNS Mojokerto Dipolisikan Suami Gegera Kedapatan Selingkuh
Tapi mengapa ada orang yang tampaknya tak bisa berhenti selingkuh, bahkan setelah ketahuan? Apakah ini hanya soal kesempatan, atau ada faktor psikologis yang lebih dalam?
Sensasi Terlarang yang Memicu Dopamin
Beberapa orang selingkuh bukan karena mereka tidak mencintai pasangannya, tetapi karena mereka kecanduan sensasi yang ditimbulkan.
Baca Juga:
Polisi Biadab di Makassar, Dipergoki Selingkuh Lalu Seret Istri di Jalanan Pakai Mobil
Menurut penelitian di bidang psikologi, perselingkuhan bisa memberikan dorongan dopamin yang sama seperti yang dirasakan pecandu saat berjudi atau menggunakan narkoba.
Ketegangan, kebohongan, dan perasaan "tertangkap basah" justru bisa menambah kesenangan bagi mereka.
Sensasi ini membuat mereka terus mengulangi perilaku yang sama, meskipun tahu konsekuensinya bisa menghancurkan hubungan.
Stres dan Krisis Identitas
Selingkuh juga sering kali berkaitan dengan tekanan hidup. Orang yang merasa tidak dihargai, stres dengan pekerjaannya, atau mengalami krisis identitas bisa mencari validasi dari orang lain.
Dr. Jana Hackathorn, profesor psikologi di Murray State University, mengatakan bahwa beberapa orang berselingkuh untuk merasa lebih berharga dan diinginkan.
Mereka ingin membuktikan bahwa mereka masih menarik dan memiliki daya tarik seksual di mata orang lain.
Godaan Media Sosial dan Aplikasi Kencan
Dulu, perselingkuhan mungkin membutuhkan usaha lebih, seperti mencari kesempatan bertemu secara diam-diam. Tapi sekarang, teknologi membuat semuanya lebih mudah.
Media sosial dan aplikasi kencan menciptakan ilusi bahwa ada begitu banyak pilihan pasangan di luar sana.
Bahkan, menurut survei dari Global Web Index, 30% pengguna aplikasi kencan ternyata sudah memiliki pasangan atau menikah.
Komunikasi yang awalnya hanya iseng bisa berkembang menjadi hubungan emosional dan akhirnya berujung pada perselingkuhan.
Balas Dendam dan Ketidakpuasan dalam Hubungan
Sebagian orang selingkuh karena merasa tidak puas dengan pasangannya—baik secara emosional maupun fisik.
Ada juga yang melakukannya sebagai bentuk balas dendam.
Misalnya, setelah merasa dikhianati atau diabaikan oleh pasangannya, mereka mencari cara untuk "membalas" dengan berselingkuh.
Menurut pakar hubungan, perselingkuhan berbasis kemarahan atau dendam sering kali lebih berisiko, karena dilakukan tanpa perhitungan panjang dan hanya bertujuan untuk melampiaskan emosi.
Ketagihan Selingkuh: Bisa Dihentikan atau Tidak?
Seseorang yang sudah beberapa kali selingkuh sering kali sulit berhenti.
Bukan karena mereka tidak bisa setia, tetapi karena mereka sudah terbiasa mendapatkan kepuasan dari sensasi yang ditimbulkan.
Bagi orang-orang seperti ini, selingkuh bukan lagi soal mencari cinta, tetapi soal mengejar adrenalin dan pelarian dari kenyataan.
Namun, seperti kecanduan lainnya, perilaku ini bisa dihentikan jika orang tersebut menyadari akar permasalahannya dan benar-benar ingin berubah.
Jika tidak, maka siklus perselingkuhan akan terus berulang, merusak hubungan, dan pada akhirnya bisa menghancurkan kehidupan pribadi mereka sendiri.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]