Karena ayahnya menjalankan bisnis di Xiamen, Provinsi Fujian, China tenggara, Kesia pindah dari Indonesia ke Xiamen saat dirinya duduk di bangku sekolah dasar dan menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan menengahnya di sana.
"Ketika saya pertama kali tiba di Xiamen, saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi semuanya terasa sulit. Namun setelah delapan tahun, saya justru merasakan ikatan kuat dengan Xiamen saat meninggalkan kota tersebut," ujar Kesia.
Baca Juga:
Harris Horatius Berhasil Sumbang Medali Emas di Ajang Asian Games
Dia kembali ke Jakarta bersama ayahnya untuk melanjutkan studi hingga dia memutuskan menempuh pendidikan sarjananya di China.
"Sebelumnya saya pernah mengunjungi Hangzhou sebagai wisatawan, begitu juga dengan kotakota seperti Beijing dan Shanghai, tetapi saya lebih menyukai Hangzhou. Apalagi saya ingin menjelajahi kota-kota lain selain Xiamen, jadi saya memutuskan untuk mendaftar ke Universitas Zhejiang," tutur perempuan berusia 22 tahun itu, yang merasa nyaman tinggal di China.
Meski Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games 2018, saat itu Kesia tidak bisa berpartisipasi. "Jadi ketika saya mendengar bahwa Hangzhou akan menjadi tuan rumah Asian Games, saya mendaftarkan diri," ungkapnya.
Baca Juga:
Layani FIBA World Cup 2023, PLN Terapkan Skema Pengamanan Kelistrikan Berlapis
Belakangan ini, dia dan rekan-rekannya telah membantu awak media dari berbagai negara, memecahkan berbagai masalah, dan mendapatkan banyak teman baru. Meski melelahkan, Kesia merasa pencapaiannya lebih signifikan.
"Makanan di sini enak sekali. Saya suka mi. Kami merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur bersama-sama, dan itu membuat saya sangat bahagia. Apalagi di sini saya bisa membuat lebih banyak warga Indonesia memahami China,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]