WahanaNews.co | Pamer saldo tabungan yang sekarang
tren di media sosial melalui tantangan review
saldo ATM dinilai bisa menimbulkan dampak buruk secara psikologis bagi
masyarakat, apalagi di tengah kondisi sulit masa pandemi sekarang ini.
"Ada
orang yang dapat menerima tren tersebut dengan reaksi biasa, ada yang menjadi
terbebani, ada yang menjadi iri atau bahkan tertekan," kata
psikolog dari Universitas Indonesia, A Kasandra Putranto, Selasa (10/8/2021).
Baca Juga:
15 Tahun Beroperasi Diam-diam, Grup Gay di Tuban Dibongkar Polisi
Menurut
Kasandra, fenomena itu ramai di media sosial akibat ulah sebagian masyarakat
yang berlomba-lomba mengejar ketenaran dan keberuntungan.
Pandemi
Covid-19 tak hanya menimbulkan kebiasaan baru di masyarakat.
Tekanan
akibat pembatasan aktivitas sosial secara fisik, termasuk work from home, menjadi salah satu faktor munculnya tren-tren baru pada
masyarakat, khususnya di media sosial.
Baca Juga:
Jastip Tipu Ratusan Orang, Wamenkomdigi Ancam Tindak Tegas Akun Penipu
Salah
satunya yang sedang viral adalah pamer saldo di media sosial TikTok.
"Pada
dasarnya, di masa kini, semua orang berlomba-lomba mengejar fame and fortune (ketenaran dan
keberuntungan). Berbagai upaya dimaksimalkan untuk menggapai cita-cita tersebut
di era digital ini," katanya.
Risiko
yang bisa dialami masyarakat akibat tren itu, menurut Kasandra, bermacam-macam,
tergantung dari kondisi psikologis masing-masing orang.
Namun, yang
jelas, tren itu bisa menimbulkan berbagai efek bagi masyarakat.
Menurut
Kasandra, media sosial dan aktivitas di dalamnya sangat berdampak besar bagi
kesehatan mental seseorang.
"Sekarang
muncul fenomena adiksi medsos yang membuat seseorang terganggu fungsi
kehidupannya, sehingga lalai melakukan hal-hal penting dalam hidupnya,"
jelas Kasandra, memberikan contoh.
"Serba
instan, ingin segera memperoleh apa yang diinginkan, bahkan banyak kejahatan
mengintai di balik media sosial. Mulai dari kekerasan (fisik), kekerasan
seksual, penipuan, perampokan, judi online,
sampai ancaman pembunuhan," tuturnya.
Beraktivitas
di media sosial berlebihan dan bukan untuk hal-hal positif, Kasandra
menegaskan, bisa menimbulkan dampak buruk psikologis.
Banyak
dari sebagian masyarakat yang merasa stres akibat terlalu banyak terpapar medsos.
Itulah
alasan mengapa harus membatasi aktivitas tidak perlu di media sosial.
Jika
sudah sampai merasa stres, Kasandra menyarankan untuk segera berkonsultasi
dengan psikolog klinis atau psikiater.
"Tetapi
tentu saja lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya.
Kasandra
juga mengingatkan orang-orang yang terlibat dalam pamer saldo ATM untuk tetap
membayar pajak penghasilan yang diperoleh.
"Jangan
lupa, pamer saldo bakal dikejar Ditjen Pajak, lho ya. Jangan lupa, lapor pajak untuk setiap penghasilan yang diperoleh. Karena, pajak
digunakan untuk membangun negeri," kata Kasandra, menambahkan. [dhn]