Penghasilannya didapat dengan cara mengerok ban-ban bekas di salah satu perusahaan vulkanisir ban di sana.
Selain pernah menjadi pengerok ban bekas, pendiri kopi Kapal Api ini juga pernah bekerja sebagai kernet bemo.
Baca Juga:
Tren Kopi Sumedang Naik Daun, DiskopUKMPP: Ini Saatnya Inovasi dan Ekspansi!
Usaha ini ia jalani sekitar satu tahun sebelum Soedomo kembali membantu usaha orang tuanya lagi.
Pengalaman hidup Soedomo memang tidak bisa dibilang mudah, tapi dari hal tersebut ia belajar bagaimana bekerja keras untuk meraih kesuksesan.
Pada 1979, Soedomo mendirikan Perseroan Terbatas dengan nama PT Santos Jaya Abadi.
Baca Juga:
5 Penyakit Bisa Menyerah jika Anda Minum Kopi Hitam Tanpa Gula
Lalu pada tahun 1980, Soedomo memasarkan Kapal Api dengan memasang iklan di saluran tv TVRI.
Pada saat itu, belum banyak orang yang mengerti soal iklan sehingga hal ini tidak banyak dilirik pelaku usaha.
Pada tahun 1985, Soedomo mulai melakukan ekspor Kapal Api. Negara pertama yang dituju adalah Arab Saudi, disusul dengan Taiwan dan Malaysia.