WahanaNews.co | Ribuan ekor anjing sengaja
dibunuh untuk disantap dalam perayaan tahunan selama 10 hari di Kota Yulin,
Provinsi Guangxi, China.
Ribuan
ekor anjing sakit dan sekarat yang diangkut menggunakan truk telah tiba di kota
tersebut, sementara perayaan akan dimulai esok, Senin (21/6/2021).
Baca Juga:
Sengketa Senkaku Memanas, Jepang Kerahkan Jet Tanggapi Helikopter China
Kelompok
aktivis yang menentang daging anjing sebagai santapan berharap agar pemerintah
turun tangan mengatasi masalah ini.
Sayangnya,
banyak pedagang daging anjing di Kota Yulin sudah mulai menggelar dagangannya
jauh sebelum perayaan akan dimulai.
Human Society International (HSI) menyatakan, aktivis lokal
menemukan ada delapan stan penjualan daging anjing di Pasar Dongkou dan 18 stan
lainnya di Pasar Nanqiao pada akhir Mei.
Baca Juga:
Balas Dendam Tuntas, China Hantam Jepang dan Amankan Tiket Final
Pemerintah
setempat mengaku telah membangun pos pemeriksaan di jalan raya untuk
menghentikan truk-truk pengangkut anjing.
Sebaliknya,
aktivis bersikeras bahwa truk nyatanya masih bisa lewat.
Aktivis
lokal, Xiong Hu, mengatakan, penghentian truk pengangkut anjing yang masuk
seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah Guangxi.
Hal
ini terkait dengan risiko penyakit yang disebabkan daging anjing dan kekejaman
terhadap hewan.
"Truk
demi truk anjing yang sakit dan sekarat telah datang ke Yulin selama beberapa
minggu terakhir. Pihak berwenang setempat tidak melakukan apa pun untuk
menghentikannya," katanya, seperti dilansir Mirror.
Kini,
sebuah petisi terkait festival tahunan dan perdagangan daging anjing yang
diinisiasi oleh kelompok-kelompok hak asasi hewan negara itu telah dikirim ke
menteri kesehatan masyarakat, menteri pertanian China serta sekretaris partai
Guangxi dan Wali Kota Yulin.
Sementara
itu, pakar kebijakan kesejahteraan hewan China dari HSI, Dr Peter Li, memuji
kemajuan negara tersebut setelah Shenzhen dan Zhuhai menjadi kota daratan
pertama yang melarang penjualan dan konsumsi daging anjing dan kucing.
Namun, dia
memperingatkan jika perdagangan tak segera dihentikan, bisa menjadi bom waktu
untuk zoonosis (penyakit yang dapat
berpindah dari hewan ke manusia) dan wabah penyakit.
"Kesehatan
dan keselamatan dari 1,4 miliar penduduk China tidak sebanding dengan
kepentingan sejumlah kecil pedagang daging anjing," katanya. [qnt]