WahanaNews.co | Kain tenun Gringsing Bali dijadikan cenderamata untuk para pemimpin dunia yang hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali.
Diketahui, sebanyak total 120 kain dipesan dari para perajin Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali yang nantinya akan dikalungkan pada delegasi yang menghadiri KTT G20.
Baca Juga:
Kerja Sama Bisnis antara Indonesia dan Brasil Terus Ditingkatkan pada Berbagai Bidang Prioritas
Bendesa adat Desa Tenganan Putu Suarjana mengatakan bahwa kain Gringsing yang selesai dibuat penenun telah melalui seleksi yang ketat menyangkut kualitas dan telah memenuhi persyaratan yang diminta forum Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Tenun Gringsing Bali.
"Proses pengerjaan tenun ikat sendiri melibatkan 125 pengrajin Tenganan. Tetapi tentu mereka tidak berproses secara sempurna. Kan, namanya perajin setiap orang dengan kreativitasnya. Kita jamin kualitasnya bagus untuk diberikan kepada delegasi G20," kata Suarjana, mengutip Antara.
Kain Gringsing dipilih sebagai bentuk promosi kain tenun pada dunia. Selain itu, pemilihan kain ini juga diharapkan dapat berdampak pada ekonomi warga Desa Tenganan.
Baca Juga:
Menko Airlangga Lanjut Dampingi Presiden Prabowo di Konferensi Tingkat Tinggi G20 Brasil
Kain Gringsing merupakan salah satu warisan budaya kuno Bali yang masih bertahan hingga saat ini. Kata 'gring' yang berarti 'sakit' dan 'sing' yang berarti 'tidak' memaknai bahwa kain Gringsing merupakan kain magis yang membuat pemakainya terhindar dari bala atau sial.
Kain ini juga disebut-sebut merupakan alat yang mampu menyembuhkan penyakit dan menangkal pengaruh buruk.
Mengutip laman resmi Kementerian Pendidikan dan Budaya, kain tenun Gringsing dibuat menggunakan teknik ikat ganda. Proses pembuatannya memerlukan waktu rata-rata lima tahun.