Proses tenunnya sendiri membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Namun, proses pembuatan motif ikat gandanya memerlukan waktu yang lama.
Dalam proses pewarnaannya, kain Gringsing tidak dapat memiliki warna yang pekat dan tahan lama apabila tidak diberi warna yang dihasilkan oleh minyak kemiri.
Baca Juga:
Kerja Sama Bisnis antara Indonesia dan Brasil Terus Ditingkatkan pada Berbagai Bidang Prioritas
Hingga kini, kain Gringsing digunakan untuk berbagai upacara, seperti upacara keagamaan, upacara kikir gigi, dan upacara pernikahan di tengah masyarakat Tenganan Bali.
Bakal Diajukan jadi Warisan Budaya UNESCO
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan pihaknya akan berupaya mendorong kain tenun Gringsing dikukuhkan sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Baca Juga:
Menko Airlangga Lanjut Dampingi Presiden Prabowo di Konferensi Tingkat Tinggi G20 Brasil
Pasalnya, kain Gringsing merupakan satu-satunya tenun ikat ganda dari Indonesia.
"Karena kain sudah mendapat warisan budaya dari Kemendikbud Ristek, kita akan turunkan tim untuk mulai menata agar bisa didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO," ujar Sandiaga, menukil laman Kemenparekraf.
Sandiaga juga mengatakan, Kemenparekraf akan memberikan pendampingan bagi masyarakat. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.