WahanaNews.co | Hasil
studi antibodi terbaru dari US Department of Agriculture"s Animal and Plant
Health Inspection Service (USDA-APHIS), membuktikan bahwa 40% rusa berekor putih
yang hidup di alam liar wilayah timur laut AS, telah terpapar yang virus COVID-19.
ass="MsoNormal">
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Untungnya, sepertinya tidak ada rusa yang terinfeksi. Meski
demikian, hal tersebut mengkhawatirkan karena ini adalah indikasi pertama dari
paparan SARS-CoV-2 yang luas terjadi pada hewan liar. Kemungkinan ini juga
karena penularan dari manusia ke hewan.
Hewan Ini Punya
Antibodi yang Bisa Lawan Virus Corona
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Selain itu, data tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang
hewan lain yang bisa bertindak sebagai reservoir untuk SARS-CoV-2 dan
sewatu-waktu mungkin memperkenalkan lagi virus ke manusia dan menyebabkan wabah
di masa depan.
Dalam studi ini, sebanyak 624 sampel serum diperoleh dari
rusa liar di Illinois, New York, Michigan, dan Pennsylvania sebelum dan sesudah
COVID-19 berlangsung. Antibodi terhadap SARS-CoV-2 ditemukan pada 152 (40%)
sampel yang diambil pada tahun 2021. Ini menunjukkan bahwa rusa liar telah
terpapar virus.
Adapun contoh rusa positif COVID-19, seperti dikutip dari
Nature World News, ditemukan pada 67% sampel Michigan, 31% sampel New York, 44%
sampel Pennsylvania, dan 7% sampel Illinois.
Sampel rusa positif
COVID-19
Para peneliti juga menemukan tiga sampel positif dari
Januari 2020, yang relatif berasal dari masa awal epidemi. Antibodi untuk
SARS-CoV-2 ditemukan di sekitar sepertiga sampel dari tahun 2020 dan 2021.
Satu sampel positif dari 2019 juga ditemukan. Saat ini belum
ada bukti yang jelas bahwa virus itu ada di Amerika Serikat pada saat itu, dan
contoh ini mungkin saja merupakan hasil positif palsu (false-positive).
Peneliti menyebutkan, semua temuan ini perlu dikonfirmasi.
Tapi tampaknya, sejumlah besar rusa liar terinfeksi SARS-CoV-2. Bahkan jika
beberapa hasil false-positive menyelinap ke dalam temuan ini, kemungkinan masih
ada lebih dari 150 kesalahan tampaknya sangat kecil.
"Temuan yang memperlihatkan bahwa rusa berekor putih
liar telah terpapar SARS-CoV-2 tidak mengherankan, mengingat rusa berekor putih
rentan terhadap virus, jumlahnya berlimpah di Amerika Serikat, dan sering
melakukan kontak dekat dengan manusia. CDC memperkirakan bahwa lebih dari 114 juta
orang Amerika telah terinfeksi SARS-CoV-2," kata USDA-APHIS dalam sebuah
pernyataan.
Infeksi alami
Masih belum jelas bagaimana paparan ini terjadi. Menurut
penelitian, orang mungkin secara langsung menularkan virus ke rusa melalui
kegiatan pemotretan, penelitian lapangan, pekerjaan konservasi, wisata satwa
liar, dan lainnya.
Sumber air yang terkontaminasi, di sisi lain, mungkin juga
menjadi jalur transmisi virus. SARS-CoV-2 dapat menginfeksi berbagai hewan,
bukan hanya rusa. Infeksi COVID-19 pada berbagai hewan pun telah
didokumentasikan, termasuk anjing, kucing, harimau, gorila, dan cerpelai.
Wabah pada hewan pertanian dan domestik telah menimbulkan
beberapa kekhawatiran, meskipun wabah dapat dikendalikan melalui vaksinasi dan
pemusnahan. Menangani hewan liar seperti rusa, bisa jauh lebih menyulitkan.
Meskipun penularan dari rusa ke manusia tampaknya tidak
mungkin terjadi, demikian juga dengan hewan liar dan hewan peliharaan lainnya,
mungkin saja hewan secara diam-diam membawa virus dan menyebabkan wabah
COVID-19 di masa depan. Oleh karena itu, untuk saat ini, studi tambahan
diperlukan sebelum sesuatu dapat dikonfirmasi.
"Hewan tampaknya tidak memiliki peran penting dalam
penyebaran SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, ke manusia. Kemungkinan
penularan COVID-19 ke manusia melalui hewan, seperti rusa, sangat kecil,"
tutup USDA. [dhn]