WahanaNews.co | Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan pandemi Covid-19 sebagai alasan penurunan drastis kunjungan turis ke Indonesia hingga 75 persen.
Kini jumlah kunjungan turis mancanegara hanya sekitar 4 juta.
Baca Juga:
Nonton Aquabike di Danau Toba? Tenang, Ada Shuttle Bus Gratis!
"Wisatawan internasional 2019 kurang lebih 16 juta, tapi saat covid-19 turun 75 persen," ungkap Erick dalam peluncuran Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Kamis (13/1).
Penurunan itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kunjungan wisatawan lokal yang hanya turun 30 persen. Berdasarkan data Erick, jumlah kunjungan turis lokal sebanyak 330 juta.
Dengan fenomena ini, Erick berharap pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung akan kembali menghidupkan sektor pariwisata usai dihantam pandemi.
Baca Juga:
Shuttle Bus Gratis untuk Kenyamanan Pengunjung Aquabike World Championship 2024 di Danau Toba
Pemerintah akan mulai dulu dengan mendorong kunjungan wisatawan lokal.
"Kami bentuk holding tidak lain karena kami ingin fokuskan bagaimana kesempatan untuk membangun dan menciptakan potensi pariwisata domestik," tutur Erick.
Ia mengatakan pemerintah telah mengintegrasikan seluruh perusahaan BUMN yang berkaitan dengan pariwisata dalam holding.
Dengan demikian, mereka bisa terkonsolidasi dan tidak berjalan sendiri-sendiri.
"Ekosistem ini namanya mega ekosistem, kenapa? Karena bisa terintegrasi satu dengan yang lain," terang Erick.
Sebagai informasi, anggota Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
Sementara, induk holding sendiri dipegang oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero).
Kementerian BUMN telah menunjuk Dony Oskaria sebagai Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia sejak holding terbentuk pada 2021 lalu. [rin]