WahanaNews.co | Banyak Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mengalami kisah pilu, namun tak sedikit pula yang senang bersama majikan mereka.
Seperti yang dialami oleh seorang TKW bernama Misiyah Rani atau disapa May.
Baca Juga:
Jadi Penampungan TKI Ilegal, Manajemen Kalibata City Buka Suara
Ia kini menjadi TKW di Amerika Serikat (AS).
May rela merantau ke AS demi menghidupi keluarganya di Indonesia.
Namun, kini ia sangat senang, karena diterima dengan baik oleh majikannya, bahkan dianggap sebagai keluarga.
Baca Juga:
Cerita Mengharukan, Prabowo Bawa Pulang TKW dari Malaysia yang Sempat Terlantar
Inilah kisah TKW di AS bernama Misiyah Rani alias May tersebut.
Dia membagikan kisahnya sebagai pekerja rumah tangga di Negeri Paman Sam tersebut.
Tidak sebentar, May sudah 21 tahun lamanya menjadi pekerja migran di Maryland, AS.
Umumnya para TKW mendambakan Arab Saudi sebagai negara tujuan ketika bekerja di luar negeri.
Namun, nyatanya, ada juga yang memilih di negara Amerika.
Lantas, seperti apa kisah pengalaman dan gaji yang diperoleh oleh May selama bekerja di sana?
Berikut penjelasannya, sebagaimana dilansir dalam video di kanal YouTube VOA Indonesia, yang diunggah pada 30 Juni 2022.
Diketahui bahwa Misiyah Rani atau May merupakan TKW yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.
Wanita yang akrab disapa May tersebut membagikan kesehariannya sebagai ART di rumah keluarga dr Gary dan istrinya Gabbie.
Di sana, ia membantu melakukan pekerjaan rumah tangga selagi ikut merawat anak-anak mereka.
Tak disangka jika May datang ke sana tanpa bisa Bahasa Inggris sama sekali.
"Waktu itu saya belum sama sekali ngomong Inggris cuma bisa yes or no tapi pakai isyarat jadi bosku (menunjukkan) 'do this, do this', understand sedikit," ujarnya.
Meski begitu, untungnya majikan May mau menerima wanita itu apa adanya.
"Dia sangat pemalu, aku ingat dia hanya tahu sedikit Bahasa Inggris tapi dia punya senyum yang sangat cantik tapi sangat diam dan aku pikir aku akan coba karena aku tahu orang Indonesia sangat ramah dan baik jadi coba saja," kata Debbie.
May ternyata cocok bekerja dengan keluarga May hingga sulit untuk meninggalkan mereka dan kembali ke Indonesia.
Dikatakan jika Gary, Debbie, dan anak mereka Michael memperlakukannya seperti keluarga.
"Di situ aku bersyukur saya kerja di Arab 10 tahun is so bad, nggak ada baiknya orang (majikannya), di sini kok saya menemukan dr Gary. Makanya aku nggak mau ninggalin," tuturnya.
Di keluarga dr Gary, May biasanya bekerja lima hari dalam seminggu.
Dia pun membagikan kisah dan gajinya yang terbilang fantastis yakni jika dihitung rupiah menjadi Rp 60 juta dalam sebulan.
Dalam sebulan ia mengaku bisa mengantongi Rp 50-60 juta.
Bisa dibilang setara dengan gaji pejabat tinggi di Indonesia.
Kebanyakan gajinya pun dikirim ke Indonesia untuk keluarga.
"Kerja demi keluarga di Indonesia, memperbaiki ekonomi, memperbaiki kehidupan saudara-saudara, nggak cuma orang tua tapi juga keponakan, adik, semuanya sudah pernah saya bantu," kata May.
Majikannya itu juga menjelaskan bahwa antara mereka (keluarga) dengan May bukan hanya sekedar majikan dan pekerja saja.
"Kami tidak bisa seperti itu," ungkapnya.
Namun May merasa meskipun dia sudah dianggap sebagai keluarga oleh majikannya tetap saja berangapan dirinya adalah pembantu.
"Ya tetap saja koridorku adalah pembantu," bebernya. [gun]