Selain itu, masyarakat dianjurkan agar tidak membaca buku atau bermain ponsel saat perjalanan. Hal tersebut dapat menjaga tubuh dalam kondisi yang nyaman dan mencegah timbulnya rasa mual selama perjalanan.
Kalaupun mabuk dirasa tidak berkurang, masyarakat dapat tidur dan beristirahat sebentar sebelum kembali memulai perjalanan.
Baca Juga:
Tercorengnya Simbol Kemanusiaan Tercoreng: Polisi, Dosen, Dokter Jadi Pelaku Kekerasan Seksual
“Cara lainnya bisa konsumsi makanan ringan atau bisa dibantu permen yang berasa mint. Itu bisa mengurangi mabuk di perjalanan. Jangan lupa tidur enam jam sebelum melakukan perjalanan,” ucap dia.
Selain penanganan mandiri, mabuk perjalanan juga dapat diatasi dengan meminum obat anti mabuk. Surya menjelaskan supaya kinerja obat lebih efektif, obat dapat diminum dalam kurun waktu satu atau dua jam sebelum melakukan perjalanan.
Menurut dia, beberapa jenis obat anti mabuk sudah bisa dibeli secara bebas oleh masyarakat di apotek terdekat. Obat-obat itu biasanya mengandung dimenhydrinate yang berfungsi untuk mencegah mual dan muntah selama perjalanan.
Baca Juga:
Kejiwaan Dokter dan Istrinya yang Aniaya ART di Jaktim Diperiksa Polisi
“Tapi diingat ada obat-obat yang juga memerlukan resep dokter, di antaranya domperidone, metoclopramide dan ondansetron,” ujar Surya.
Dalam kesempatan tersebut, Surya turut menyebut bahwa mabuk perjalanan akan berisiko lebih tinggi terjadi pada orang yang berusia 2 sampai 12 tahun, gemar bermain ponsel atau membaca saat berkendara dan tidak memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum memulai perjalanan.
Pihak lain yang rentan mengalami mabuk perjalanan adalah orang yang sedang mengalami perubahan hormonal akibat kondisi tertentu, seperti ketika menstruasi, hamil atau sedang mengonsumsi pil KB.