WahanaNews.co | Suhu di sebelah utara Bumi, Greenland, tercatat melonjak. Sebuah penelitian menyatakan fenomena pemanasan global sangat terasa dampaknya di kawasan bersuhu rendah tersebut.
Penelitian Danish Meteorological Institute menyebut, suhu air raksa di ibukota Greenland, Nuuk, mencapai 13 derajat Celcius per 20 Desember lalu.
Baca Juga:
Hadapi Krisis Iklim Global di NTT, VCA Gelar Dialog Publik Bertajuk "Suara Bae Dari Timur"
Padahal, suhu rata-rata di lokasi yang sama sepanjang tahun adalah -5,3 derajat Celcius.
Di kawasan yang lebih utara, Qaanaaq, suhu mencapai 8,3 derajat Celcius, saat rata-rata tahunan biasanya -20,1 derajat Celcius.
DMI belum menyimpulkan apakah lonjakan suhu ini telah memecahkan rekor tertentu atau tidak. Namun, mereka menyebut ini berkaitan dengan fenomena meteorologi foehn.
Baca Juga:
Ngeri! Bencana Global Bakal Terjadi jika Seluruh Es Antartika Mencair
Dalam laporannya, jelas-jelas kelompok peneliti tersebut mengaitkan temuan lonjakan suhu di Greenland tersebut dengan pemanasan global.
"Agak tidak biasa bahwa itu terjadi secara bersamaan di wilayah yang begitu luas dan untuk waktu yang lama," tulis mereka dalam laporan pada AFP.
"Pemanasan global mendukung peningkatan suhu yang saat ini kami amati di Greenland," lanjutnya.
Selama musim panas, suhu 10 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata menyebabkan hilangnya gletser dalam skala besar.
Dalam durasi beberapa hari, gletser tercatat telah kehilangan delapan miliar ton es, dua kali lipat rata-rata jumlah es mencair di musim panas yang pernah terjadi. [rin]